Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Militan Palestina Merespons Serangan Israel, Luncurkan Roket ke Barat Yerusalem

serangan roket Militan Palestina membuat puluhan ribu warga Israel bergerak menuju ke tempat perlindungan

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Militan Palestina Merespons Serangan Israel, Luncurkan Roket ke Barat Yerusalem
AFP/ABBAS MOMANI
Demonstran Palestina bentrok dengan pasukan Israel pada 29 Juli 2022. Militan Palestina menembakkan roket ke Yerusalem pada Minggu (7/8/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Militan Palestina menembakkan roket ke Yerusalem pada Minggu (7/8/2022). Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan terkait peluncuran roket ini.

Serangan roket Palestina, yang diluncurkan pada hari ketiga di tengah pertempuran yang memanas di Jalur Gaza, menunjukkan tekad kuat perlawanan Palestina ketika Israel melancarkan serangan udara.

Semalam, seorang komandan senior kelompok Jihad Islam Palestina, Khaled Mansour, dilaporkan tewas di Gaza selatan bersama dua rekannya dan lima warga sipil lainnya.

Baca juga: Pertempuran di Gaza: Serangan Udara Israel Menggempur Palestina, 24 Orang Tewas  

"(Kami) tidak akan membiarkan darah mereka mengering sebelum mereka mengebom pemukiman musuh," ujar kelompok ini, yang dikutip dari Reuters, Minggu (7/8/2022).

Diperkirakan sekitar 30 warga Palestina, yang terdiri dari dua komandan senior kelompok Jihad Islam Palestina dan sepertiganya adalah warga sipil, dilaporkan tewas dalam pertempuran di Gaza selama akhir pekan ini.

Sementara serangan roket Militan Palestina membuat puluhan ribu warga Israel bergerak menuju ke tempat perlindungan.

Sirine peringatan roket terdengar di kota-kota Israel yaitu Mevaseret Zion, Kiryat Anavim, Abu Ghosh dan Kiryat Anavim, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari barat Yerusalem.

Berita Rekomendasi

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan roket yang ditembakkan Palestina ke Yerusalem telah dicegat di atas kota-kota itu dan tidak ada laporan mengenai korban atau kerusakan yang ditimbulkan dari serangan roket Palestina.

Baca juga: Israel Gencarkan Serangan ke Gaza di Tengah Ketegangan Pasca Penangkapan Militan Palestina

"Diam akan dijawab dengan tenang. Jika mereka terus menembak, kami akan terus bertindak. Jika mereka mundur dan berhenti menembak, itu akan menjadi sunyi," kata juru bicara militer Israel.

Pertempuran di Jalur Gaza ini telah mendorong Mesir untuk melakukan mediasi. Keadaan semakin memanas saat Hamas, kelompok Islam Palestina yang memerintah di Jalur Gaza, mulai menembak.

Pertempuran semakin memanas, ketika orang-orang Yahudi yang memperingati kehancuran dua kuil di zaman kuno, pergi mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, tempat kuil-kuil Yahudi pernah berdiri. Warga Palestina menganggap kunjungan itu sebagai penghinaan terhadap agama dan politik.

Dalam rekaman yang beredar secara online menunjukkan beberapa orang Yahudi berdoa di alun-alun batu yang ditinggikan di kompleks itu, yang melanggar peraturan Israel, dan polisi bergerak untuk menghentikan mereka ketika warga Palestina berteriak protes.

Israel melancarkan serangan ke Kota Gaza pada Jumat (5/8/2022) lalu untuk mencegah serangan kelompok Jihad Islam Palestina, menyusul ditangkapnya seorang pemimpin kelompok itu di Tepi Barat, Palestina.

Baca juga: Iran Dukung Palestina, Peringatkan Israel akan Bayar Mahal atas Serangannya di Gaza

Semalam sekitar 20 orang ditangkap di Tepi Barat, saat pasukan keamanan  terus menekan kepemimpinan kelompok Jihad Islam Palestina di luar Jalur Gaza.

Menteri Kehakiman Israel, Gideon Saar mengungkapkan alasan mengapa pertempuran masih berlanjut karena ratusan roket yang ditembakkan kelompok Jihad Islam Palestina. Militer Israel mengatakan roket Palestina telah ditembak jatuh oleh pencegat Iron Dome dengan tingkat keberhasilan mencapai 97 persen.

Kelompok Jihad Islam Palestina mengatakan pihaknya meluncurkan serangan roket sebagai pembalasan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap komandan Gaza selatan, dua militan lainnya serta lima warga sipil Palestina pada Sabtu (6/8/2022) kemarin.

Israel Gencarkan Serangan ke Gaza

Pesawat tempur Israel hari Jumat (5/8) telah meluncurkan serangan di Jalur Gaza, Palestina. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 10 orang tewas dan 55 terluka dalam serangan awal yang juga menewaskan komandan Jihad Islam, Tayseer Jabari, di utara Gaza.

Baca juga: Israel Gencarkan Serangan ke Gaza di Tengah Ketegangan Pasca Penangkapan Militan Palestina

Awal pekan lalu, pasukan Israel membersihkan daerah dekat Jalur Gaza sebagai persiapan untuk kemungkinan pembalasan atas penangkapan komandan Jihad Islam, Bassam al-Saadi, di Tepi Barat.

Jihad Islam sebenarnya tidak menanggapi penangkapan al-Saadi, salah satu tokoh paling senior di organisasi itu.

Para pemimpin militer Israel menamakan serangan mendadak itu sebagai “Breaking Dawn”.

Sebelumnya, menteri pertahanan Israel, Benny Gantz, telah mengunjungi komunitas di sepanjang perbatasan dan menyinggung serangan yang akan datang.

"Kami mengambil tindakan untuk menghilangkan ancaman dari wilayah ini," kata Benny Gantz.

“Kami akan beroperasi dengan ketahanan internal dan kekuatan eksternal untuk memulihkan kehidupan di selatan Israel. Kami tidak mencari konflik, tetapi kami tidak akan ragu untuk membela warga kami, jika diperlukan.” imbuhnya.

Baca juga: Israel Tangkap 19 Anggota Jihad Islam Palestina di Tepi Barat

Hamas telah memerintah Gaza sejak perang singkat dengan faksi saingannya Fatah pada 2007 dan terus menguasai banyak aspek kehidupan di Jalur Gaza.

Hamas dan Jihad Islam masing-masing menembakkan roket ke Israel selatan dan tengah selama putaran pertempuran.

Di sisi lain, Gaza tetap berada di bawah blokade oleh Israel dan Mesir sejak pengambilalihan Hamas. Kemudian, kelompok hak asasi dan LSM secara teratur melaporkan bahwa blokade tersebut merupakan hukuman kolektif bagi penduduk yang memiliki sedikit kebebasan bergerak.

Israel lalu mengatakan bahwa militan Palestina telah menerima pengiriman senjata reguler dari Iran.

Nasib Israel tetap menjadi pusat negosiasi atas Gaza sejak saat itu. Dua warga Israel ditahan di Gaza, salah satunya muncul dalam video beberapa bulan lalu.

Hamas diyakini ingin memperdagangkan Israel untuk sejumlah tahanan yang tidak ditentukan, yang ditahan di penjara-penjara Israel. Rilis tersebut telah menjadi fitur kesepakatan gencatan senjata selama konflik masa lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas