Telepon Tentara Rusia Disadap, Dari Sebut Putin Bodoh hingga Bicara Soal Perintah Eksekusi
Panggilan telepon yang disadap menunjukkan keluhan tentara Rusia soal Presiden Vladimir Putin hingga perintah eksekusi warga.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Sejumlah pasukan Rusia juga membantah klaim Kremlin soal Nazi di Ukraina.
"Bu, kami belum pernah melihat satu pun fasis di sini. Perang didasarkan pada kepura-puraan yang salah," kata Sergey.
"Tidak ada yang membutuhkannya. Kami tiba di sini dan orang-orang menjalani kehidupan normal. Sangat baik, seperti di Rusia. Dan sekarang mereka harus tinggal di ruang bawah tanah."
Upah Tinggi
Terlepas dari segala keluhan itu, tentara Rusia juga menyinggung besaran upah yang membuat mereka tetap berjuang di Ukraina.
Menurut laporan Al Jazeera, upah yang diterima tentara Rusia $53 per hari atau sekira Rp 800 ribu, lebih tinggi dari gaji nasional rata-rata.
"Saya muak dan lelah dengan kontrak ini. Di sisi lain, di mana lagi saya bisa mendapatkan uang sebanyak itu?" ujar Aleksandr kepada rekannya.
Pada akhir Maret, beberapa tentara melakukan panggilan telepon untuk menyampaikan satu berita terakhir yakni mereka telah mundur ke Belarus.
"Kami baru saja melintasi perbatasan," kata Aleksandr saat menelepon ibunya.
Dia mengaku lega, namun juga mempertanyakan kapan perang akan berakhir untuk selamanya.
"Yah, itu bukan masalah kita lagi," jawabnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)