Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kanselir Olaf Scholz Ingatkan Barat Tak Boleh Putus Kontak dengan Rusia

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengingatkan kekuatan barat agar tidak menghentikan sama sekali pembicaraan dengan Rusia terkait perang Ukraina.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Kanselir Olaf Scholz Ingatkan Barat Tak Boleh Putus Kontak dengan Rusia
SERGEI SUPINSKY / AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) diapit oleh Perdana Menteri Italia Mario Draghi (kiri) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) di Istana Mariinsky, di Kyiv, pada 16 Juni 2022. 

Menurut Kremlin, keduanya membahas berbagai aspek situasi di Ukraina. Scholz mengatakan dia mengutuk serangan udara Rusia" terhadap apa yang disebutnya infrastruktur sipil di Ukraina.

Dalam wawancara Sabtu dengan SZ, dia juga menyebut serangan udara ini sebagai pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional.

Pasukan Rusia telah menargetkan beberapa fasilitas infrastruktur energi Ukraina sejak Oktober. Kementerian Pertahanan Rusia percaya ini sangat penting untuk kemampuan militer Kiev.

Peluncur roket berganda BM-21 'Grad' menembak ke arah posisi Rusia di garis depan dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 27 November 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Peluncur roket berganda BM-21 'Grad' menembak ke arah posisi Rusia di garis depan dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 27 November 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Anatolii STEPANOV / AFP)

Sikap Washington Terkait Negosiasi

Di Washington, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, saat ini belum waktunya bagi Ukraina bernegosiasi damai dengan Rusia.

Komentar Jake Sullivan muncul setelah mantan Menlu AS dan diplomat kawakan Henry Kissinger mengatakan perundingan Ukraina-Rusia harus dilakukan lebih cepat daripada ditunda-tunda.

“Kami tidak tahu di mana ini akan berakhir,” kata Jake Sullivan di depan forum Carnegie Endowment di Washington, Sabtu (17/12/2022) WIB.

Berita Rekomendasi

“Yang kami tahu adalah tugas kami untuk terus mempertahankan dukungan militer kami ke Ukraina, sehingga mereka berada di posisi terbaik di medan perang, sehingga jika dan ketika diplomasi matang, mereka akan berada di posisi terbaik di meja perundingan,” lanjutnya.

“Momen itu bukan sekarang,” tambahnya. Menurut Sullivan, Ukraina telah memenangkan serangkaian pertempuran, mengusir penjajah Rusia dari sebagian besar negara, dan sekarang berjuang merebut kembali tanah yang tersisa.

Dia menyebut kemajuan itu hal yang luar biasa dan mengatakan pemerintahan Biden meminta Kongres untuk sejumlah besar sumber daya lebih lanjut untuk memastikan Ukraina memiliki sarana berperang.

Sementara itu, orang Amerika yang melatih pasukan Ukraina di lapangan telah berbicara tentang meningkatnya korban pertempuran.

Kepala Staf Umum Ukraina, Jenderal Valery Zaluzhny, meminta lebih banyak tank, kendaraan lapis baja, dan artileri daripada yang dimiliki sebagian besar anggota NATO di gudang senjata mereka.

AS dan sekutunya telah memasok Ukraina dengan sistem rudal dan artileri roket, sistem pertahanan udara, senjata kecil, kendaraan dan amunisi, yang memungkinkan Kiev berperang lebih lama.

Rusia mengecam pengiriman itu karena memperpanjang konflik dan menambah korban, berulang kali memperingatkan barat mereka berisiko menjadi pihak terbuka dalam konflik tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas