160 Etnis Rohingya Terdampar di Kapal di Perairan Lepas Kepulauan Andaman India
Kelompok aktivis menyebut 160 orang etsnis Rohingya ditemukan terdampar di lautan India pada Selasa, 20 orang bahkan meninggal karena kelaparan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
Kapal mengalami kerusakan mesin beberapa hari kemudian.
Arus kuat diduga menghanyutkan perahu menuju Thailand, kemudian ke Malaysia dan Indonesia sebelum menariknya kembali ke Samudera Hindia.
Kakak perempuan Rezuwan Khan dan anaknya juga ada di kapal.
Dalam audio percakapan telepon dengan mereka yang terdampar di kapal, terdengar seorang pria berkata:
"Kami sekarat di sini. Kami belum makan selama 8-10 hari. Kami kelaparan. Tiga orang telah meninggal. "
Kapal itu memiliki telepon satelit dan unit GPS, menurut klip audio lain, kemungkinan direkam pada hari Minggu.
“Kami mendengar tadi malam bahwa ada beberapa kapal India mendekati kapal, jadi kami sedang menunggu pembaruan sekarang,” ujar Lilianne Fan, ketua Kelompok Kerja Rohingya Jaringan Hak Pengungsi Asia Pasifik, kepada Reuters.
"Kami berharap Angkatan Laut atau Penjaga Pantai India akan berhasil menyelamatkan dan mendaratkan kapal itu secepat mungkin."
Setiap tahun ratusan Muslim Rohingya mempertaruhkan nyawa mereka dengan menaiki kapal untuk melarikan diri dari kekerasan di Myanmar untuk mencari suaka.
Selama akhir pekan, kapal lain yang membawa 104 orang Rohingya diselamatkan oleh angkatan laut Sri Lanka.
Kapal tersebut pertama kali terdeteksi oleh angkatan laut saat berada 3,5 mil laut dari pantai yang mengarah pada peluncuran operasi pencarian dan penyelamatan untuk menarik kapal tersebut.
"Orang-orang itu telah diserahkan kepada polisi," kata juru bicara angkatan laut Kapten Gayan Wickramasuriya.
"Polisi akan menghadirkan mereka di hadapan hakim yang akan memutuskan langkah selanjutnya."
Lebih dari 900.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha di tengah gelombang kekerasan yang dimulai pada Agustus 2017.
Saat itu militer Myanmar melancarkan “operasi pembersihan” terhadap etnis Rohingya menyusul serangan oleh kelompok pemberontak.
Mayoritas pengungsi berada di kamp-kamp yang penuh sesak di Bangladesh.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)