Iran Selidiki Kasus Keracunan Gas 650 Siswi, Racun Diduga Sengaja Disebar agar Sekolah Tutup
Seorang menteri senior Iran mengklaim bahwa ratusan siswi di negara itu sengaja diracuni.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
"Kalian berkewajiban untuk memastikan keselamatan anak-anak saya! Saya punya dua anak perempuan," teriak seorang ayah dalam video yang dibagikan secara luas di media sosial.
"Dua anak perempuan... dan yang bisa kulakukan hanyalah tidak membiarkan mereka pergi ke sekolah."
"Ini perang!" ujar seorang wanita.
"Mereka melakukan ini di sekolah menengah perempuan di Qom untuk memaksa kami duduk di rumah."
"Mereka ingin perempuan tinggal di rumah."
Beberapa orang tua mengatakan anak-anak mereka sakit selama berminggu-minggu setelah keracunan.
Video lain dari sebuah rumah sakit menunjukkan seorang gadis remaja terbaring linglung di tempat tidur, dengan ibunya di sampingnya.
"Para ibu terkasih, saya seorang ibu dan anak saya berada di ranjang rumah sakit dan anggota tubuhnya lemah," kata ibu yang putus asa itu.
"Saya mencubitnya tapi dia tidak merasakan apa-apa."
"Tolong jangan kirim anakmu ke sekolah."
Pada konferensi pers pada hari Minggu, Younes Panahi mengatakan gadis-gadis itu telah diracuni oleh bahan kimia yang "tersedia untuk umum dan bukan dari kelas militer".
"Para murid tidak memerlukan perawatan invasif dan perlu untuk tetap tenang," tambahnya.
Komentar Panahi yang menyebut "terbukti beberapa orang ingin semua sekolah ... ditutup" tampaknya mengkonfirmasi bahwa pemerintah yakin kasus peracunan itu telah direncanakan sebelumnya.
Kasus keracunan terutama terkonsentrasi di Qom, sebuah kota yang menjadi rumah bagi tempat suci Muslim Syiah yang penting dan kepemimpinan agama yang menjadi tulang punggung Republik Islam.