Gencatan Senjata Disetujui, Pertempuran di Sudan Mereda di Hari Pertama Idul Fitri
Kedua belah pihak yang berkonflik di Sudan sepakat melakukan gencatan senjata untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Saksi mata melaporkan ledakan terjadi di dekat markas tentara di kota berpenduduk lima juta orang itu.
Sebelumnya, tentara menuduh RSF melanggar gencatan senjata, termasuk dengan "membom tanpa pandang bulu" bandara dan istana presiden.
Baca juga: WHO: 413 Orang Tewas, 3.500 Lainnya Terluka dalam Perang Saudara di Sudan
Dua gencatan senjata yang sebelumnya diserukan di awal minggu, gagal dilaksanakan.
Sebuah rencana kini sedang dibuat untuk mengevakuasi warga negara asing.
Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang mengerahkan pasukan ke negara-negara terdekat.
Uni Eropa juga mempertimbangkan langkah serupa.
Pada hari Jumat, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pertempuran di Sudan membuat evakuasi personel kedutaan dari Khartoum terlalu berisiko.
Pentagon telah melakukan mobilisasi di wilayah Afrika timur untuk mengeluarkan staf AS dari ibu kota Sudan.
Belakangan, RSF mengatakan siap untuk "sebagian" membuka "semua bandara" di Sudan bagi negara tetangga untuk mengevakuasi warganya.
Analis telah memperingatkan bahwa konflik dapat mempengaruhi negara-negara di seluruh kawasan.
PBB mengatakan hingga 20.000 orang telah melarikan diri ke negara tetangga Chad.
Pada hari Jumat, untuk pertama kalinya sejak permusuhan dimulai, Burhan tampil di televisi.
Baca juga: Sambut Idul Fitri 1444 H, Paramiliter di Sudan Sepakat Hentikan Perang Selama 72 Jam
"Untuk Idul Fitri tahun ini, negara kita berdarah: kehancuran, kehancuran, dan suara peluru lebih diutamakan daripada kegembiraan," katanya dalam pesan yang direkam sebelumnya.
"Kami berharap bahwa kami akan keluar dari cobaan ini dengan lebih bersatu... satu tentara, satu orang... menuju kekuatan sipil."