Gencatan Senjata Disetujui, Pertempuran di Sudan Mereda di Hari Pertama Idul Fitri
Kedua belah pihak yang berkonflik di Sudan sepakat melakukan gencatan senjata untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Fasilitas di daerah yang terkena dampak hampir tidak berfungsi karena staf yang kelelahan dan kurangnya pasokan.
Di El Fasher di Darfur, sekitar 800 kilometer barat daya Khartoum, Doctors Without Borders (MSF) mengatakan situasinya bagaikan "bencana".
“Ada begitu banyak pasien yang dirawat di lantai,” kata koordinator proyek MSF Cyrus Paye.
Kedua Belah Pihak Sama-sama Tidak Mau Mundur
Pada April 2019 lalu, militer menggulingkan presiden otokratis Omar Al-Bashir menyusul protes besar-besaran terhadap pemerintahan tangan besi selama tiga dekade.
Kemudian pada Oktober 2021, Burhan dan Daglo bergabung untuk menggulingkan pemerintahan sipil yang dibentuk setelah kejatuhan Bashir.
Langkah itu otomatis menggagalkan transisi menuju demokrasi yang didukung secara internasional.
"Baik Burhan maupun Hemeti tidak tampak siap untuk mundur, situasinya bisa menjadi jauh lebih buruk,” kata ICG.
“Bahkan jika tentara akhirnya mengamankan ibu kota, dan Hemeti mundur ke Darfur, perang saudara dapat terjadi, dengan potensi dampak destabilisasi di negara tetangga Chad, Republik Afrika Tengah, Libya, dan Sudan Selatan.”
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)