Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tingkat Kelahiran Rendah, Pemerintah China Pertimbangkan Fasilitasi Wanita Lajang dengan Bayi Tabung

Demi menekan rendahnya angka kelahiran di China, pemerintah kini mempertimbangkan untuk memfasilitasi wanita lajang dengan program bayi tabung.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Tingkat Kelahiran Rendah, Pemerintah China Pertimbangkan Fasilitasi Wanita Lajang dengan Bayi Tabung
GREG BAKER / AFP
Orang-orang menunggu di tempat penyeberangan pejalan kaki pada jam sibuk pagi hari di Beijing, China pada 11 Mei 2021. Demi menekan rendahnya angka kelahiran di China, pemerintah kini mempertimbangkan untuk memfasilitasi wanita lajang dengan program bayi tabung. 

TRIBUNNEWS.COM - Demi memperlambat penurunan angka demografis penduduk, pemerintah China mempertimbangkan untuk memberikan akses bayi tabung kepada wanita lajang.

Wanita lajang juga akan diberikan subsidi anak yang sebelumnya hanya tersedia untuk pasangan menikah, Independent melaporkan.

Pada bulan Februari, pejabat di provinsi barat daya Sichuan mencabut aturan yang melarang wanita yang belum menikah untuk mendaftarkan kelahiran seorang anak.

Pemerintah China sekarang sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan perubahan di seluruh negeri dalam upaya untuk mengatasi masalah angka kelahiran yang rendah.

Penasihat politik di China pada bulan Maret lalu mengusulkan bahwa wanita lajang dan belum menikah harus memiliki akses ke pembekuan sel telur dan perawatan bayi tabung, serta layanan lainnya.

Namun sejauh ini, pemerintah China belum mengomentari rekomendasi tersebut secara terbuka.

Baca juga: India Jadi Negara dengan Populasi Terbanyak Kalahkan China, Pakar Ungkap Bagaimana Memanfaatkannya

“Menjadi orang tua tunggal bukan untuk semua orang, tapi saya senang dengan keputusan itu,” kata seorang wanita lajang berusia 33 tahun yang bermarga Chen.

Berita Rekomendasi

“Sama halnya, menikah atau tidak adalah keputusan masing-masing individu."

"Kami telah meliberalisasi kebijakan di sini, dan saya tahu banyak wanita lajang yang melakukan program bayi tabung,” katanya.

Awal tahun ini, dilaporkan bahwa populasi China turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 60 tahun.

“Jika China mengubah kebijakan mereka untuk mengizinkan wanita lajang memiliki anak, maka itu dapat mengakibatkan peningkatan permintaan bayi tabung,” kata Yve Lyppens, direktur pengembangan bisnis untuk Asia Pasifik di Invo Bioscience.

Invo Bioscience sedang menunggu persetujuan peraturan untuk meluncurkan teknologi bayi tabung di China.

Tahun lalu, Invo Bioscience telah menandatangani perjanjian distribusi dengan Onesky Holdings yang berbasis di Guangzhou.

Joy Yang, mahasiswi jurusan keuangan internasional berusia 22 tahun dari provinsi Hunan, mengatakan dia pertama kali mendengar tentang bayi tabung di televisi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas