Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelas Hari Perang, Israel Tekor Rp 17,3 T: Minyak Iran Bisa Bikin AS dan Joe Biden Puyeng

target inflasi Federal Reserve sebesar 2 persen tak akan tercapai dan harga bensin yang mahal jadi hambatan bagi kampanye terpilihnya kembali Biden

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sebelas Hari Perang, Israel Tekor Rp 17,3 T: Minyak Iran Bisa Bikin AS dan Joe Biden Puyeng
AP/Erik Marmor
Tank Israel bergerak di dekat perbatasan Israel Gaza, Israel, Rabu, 11 Oktober 2023. (AP Photo/Erik Marmor) 

Jika konflik meluas dan tidak hanya mencakup Hamas tetapi juga Iran, pendukung utama Palestina, Bloomberg memperkirakan harga minyak bisa naik hingga 150 dolar AS per barel dan menyebabkan resesi global yang mengurangi produksi dunia sebesar 1 triliun dolar.

Keterlibatan Iran di pihak Palestina dapat menyebabkan pengurangan produksi minyak Iran dan pengetatan sanksi Barat yang menghambat penjualan minyak Iran.

Bloomberg mencatat lebih lanjut bahwa guncangan harga minyak sebesar ini juga akan menggagalkan upaya dunia untuk mengendalikan inflasi.

Di AS, target inflasi Federal Reserve sebesar 2 persen tidak akan tercapai, dan harga bensin yang mahal akan menjadi hambatan bagi kampanye terpilihnya kembali Presiden Joe Biden.

WASHINGTON, DC - 7 OKTOBER: Presiden Joe Biden berbicara tentang serangan Hamas Palestina di Israel dari Ruang Makan Negara di Gedung Putih pada 7 Oktober 2023 di Washington, DC.
WASHINGTON, DC - 7 OKTOBER: Presiden Joe Biden berbicara tentang serangan Hamas Palestina di Israel dari Ruang Makan Negara di Gedung Putih pada 7 Oktober 2023 di Washington, DC. (SAMUEL CORUM / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / GETTY IMAGES MELALUI AFP)

Kemungkinan lainnya adalah Iran akan menutup Selat Hormuz, koridor energi terpenting di dunia.

Secara global, lebih dari seperenam minyak dan sepertiga gas alam cair melewati selat sempit ini

“Pasar gas tenang namun tegang,” kata Henning Gloystein, direktur energi, iklim, dan sumber daya di lembaga pemikir Eurasia Group.

Berita Rekomendasi

“Tidak perlu banyak waktu untuk mencapai puncaknya. Kita pernah mengalami perang di Ukraina, pengurangan pasokan gas Rusia, sanksi pembatasan minyak, dan sekarang ada perang di Timur Tengah – itu adalah sebuah masalah,” katanya.

(oln/blmbrg/TC/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas