Usir Warga Gaza ke Sinai, IDF: Tank Israel Tak Sengaja Tembak Pos Militer Mesir di Perbatasan Rafah
Israel melanjutkan upayanya untuk memindahkan paksa 2,3 juta penduduk Gaza ke Sinai, Mesir. Tank Militer mereka menembak pos Mesir
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
“Setelah pemboman awal, tim pemeliharaan memperbaiki jalan, namun pasukan Israel kemudian mengebom jalan itu lagi, sehingga mengharuskan evakuasi semua tim yang bekerja di persimpangan,” kata sumber tersebut kepada Al-Ahram Online Mesir.
Selain itu, Ahram Online melaporkan kalau outlet media Israel N12 melansir pemberitaan yang menyebut Israel memberi tahu Mesir bahwa mereka akan mengebom setiap truk bantuan yang memasuki Gaza melalui Rafah.
Pada 19 Oktober, Israel mengatakan akan mengizinkan Mesir untuk memberikan bantuan kemanusiaan terbatas ke Jalur Gaza, di tengah kritik internasional atas pemboman Israel terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli sehari sebelumnya.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan keputusan itu disetujui setelah ada permintaan dari Presiden AS Joe Biden.
Dikatakannya kalau Israel “tidak akan menghalangi bantuan kemanusiaan dari Mesir selama bantuan tersebut hanya berupa makanan, air dan obat-obatan.”
Namun, Israel menolak mengizinkan pengiriman bahan bakar, yang sangat dibutuhkan untuk menjaga fungsi rumah sakit di Gaza yang kewalahan.
Usir Warga Gaza ke Semenanjung Sinai
Ketika krisis kemanusiaan di Gaza memburuk, pemerintah Mesir khawatir akan upaya Israel untuk mengusir paksa warga Palestina ke Semenanjung Sinai Mesir.
Pada tanggal 17 Oktober, mantan Duta Besar Israel untuk AS Danny Ayalon menyatakan kepada Sky News, “Warga Gaza harus mengungsi dan pergi ke wilayah luas di sisi lain Rafah di perbatasan Sinai di Mesir… dan Mesir harus menerima mereka.”
Sebagaimana dicatat oleh jurnalis independen, Sharif Abdel Koudous, ide memukimkan kembali warga Palestina di Gaza ke Sinai bukanlah hal baru.
Pada pertengahan tahun 1950-an, PBB menyusun rencana untuk memindahkan ribuan pengungsi Palestina di Gaza ke wilayah barat laut Sinai, sebuah proyek yang disambut dengan kemarahan masyarakat Arab dan dihancurkan dalam pemberontakan massal.
"Setelah Naksa tahun 1967 (perang enam hari, di mana pasukan Israel merebut Yerusalem Timur dan wilayah Palestina, termasuk Gaza), rencana Allon, yang dirancang oleh politisi Israel Yigal Allon, membayangkan Jalur Gaza akan dianeksasi ke Israel,” tulisnya.
(oln/sky/tc/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.