Reaksi Dunia atas Serangan Israel di Kamp Pengungsi Jabalia: Tidak Manusiawi
Serangan udara Israel terhadap kamp padat penduduk Jabalia di Gaza telah memicu kritik global.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) yang berbasis di Inggris mengatakan serangan hari Selasa harus menjadi “seruan untuk mengingatkan”.
“Serangan ini menandai titik terendah baru dan harus menjadi peringatan bagi para pemimpin dunia dan politisi di mana pun,” kata Melanie Ward, CEO MAP.
“Permintaan mereka yang lemah lembut untuk mematuhi hukum internasional benar-benar diabaikan," tambahnya.
“Israel malah meningkatkan keganasan serangannya yang tidak pandang bulu dan tidak proporsional."
"Akibatnya, satu anak terbunuh setiap 10 menit dan seluruh keluarga dilenyapkan.”
Terlantar
Meskipun lebih dari separuh dari total 2,3 juta warga Palestina di Gaza telah meninggalkan rumah mereka, beberapa ratus ribu orang masih terdampar di utara, tempat pasukan dan tank Israel bergerak maju di berbagai sisi Kota Gaza.
Sebuah pernyataan militer Israel mengatakan serangan udara di Jabalia telah membunuh Ibrahim Biari, seorang komandan Hamas, yang dikatakannya “penting” dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan 7 Oktober di Israel.
Baca juga: Anggota Parlemen Partai Likud Israel Serukan Penghapusan Gaza dari Muka Bumi
Namun juru bicara Hamas Hazem Qassem membantah ada komandan senior yang berada di kamp tersebut.
Sejauh ini, setidaknya 8.796 orang telah tewas di Gaza sejak perang dimulai, termasuk 3.648 anak-anak.
Jumlah kematian anak-anak lebih banyak daripada jumlah kematian di seluruh konflik di seluruh dunia dalam empat tahun terakhir.
Lebih dari 1.400 orang tewas di Israel, sebagian besar dalam serangan tanggal 7 Oktober.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan gencatan senjata.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)