Konvoi Ambulans dan Rumah Sakit di Gaza Diserang Israel: 15 Orang Tewas dan 60 Orang Luka-luka
Serangan udara tersebut terjadi ketika banyak orang yang berada di luar Rumah Sakit al-Shifa.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, GAZA- 15 orang tewas akibat serangan udara tentara Israel yang menyasar konvoi ambulans di Jalur Gaza, Jumat (3/11/2023).
Selain korban tewas, serangan itu juga menyebabkan 60 warga menderita luka-luka.
Pejabat setempat mengatakan ambulans tersebut mengangkut pasien kritis dari Rumah Sakit al-Shifa ke perlintasan batas Rafah dengan Mesir.
Baca juga: 3 Relawan MER-C di Gaza Tolak Dievakuasi, Mereka Ingin Tetap Bantu Rakyat Palestina
"Korban-korban tersebut berada di dalam ambulans tersebut. Itu adalah konvoi medis," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, waktu setempat.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengutuk serangan Israel yang menargetkan ambulans tersebut.
Ambulans tersebut diketahui empat unit milik Kementerian Kesehatan dan satu unit milik PRCS.
PRCS mengatakan satu dari ambulans milik Kementerian Kesehatan menjadi target serangan misil Israel berjarak satu kilo meter dari rumaha sakit.
Sementara ambulans PRCS dihantam misil tentara Israel sekitar dua meter dari gerbang rumah sakit.
Shadi al-Taif, petugas medis PRCS, menderita luka ringan akibat pecahan peluru di kakinya.
Sementara sopir ambulans Ahmad al-Madhoon menderita memar di dada.
PRCS mengatakan menargetkan tim medis merupakan pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa, sebuah kejahatan perang.
Baca juga: Kirim 51,5 Ton Bantuan ke Palestina, Jokowi: Tragedi Kemanusiaan di Gaza Harus Segera Dihentikan
Seorang fotografer Palestina Abdul Hakim Abu Reyash mengatakan saat serangan udara tersebut datang, banyak orang yang berada di luar Rumah Sakit al-Shifa.
Hal itu menyebabkan serangan tersebut menyebabkan korban tewas di pihak sipil.
Dia membahkan bawah warga yang terluka yang diangkut ambulans kebanyakan adalah perempuan.