Bom Tewaskan 103 Orang di Kerman Iran, Pejabat Iran Tuding Israel dan AS di Belakang Pemboman Kerman
Bom yang telah menewaskan 103 orang di Kerman Iran, rentan memicu perang meluas di kawasan Timur Tengah.
Penulis: Muhammad Barir
Dia mengatakan alasan angka 103 sebelumnya adalah karena beberapa nama "salah didaftarkan sebanyak dua kali".
Tiga paramedis yang bergegas ke lokasi kejadian setelah ledakan pertama termasuk di antara mereka yang tewas, kata Bulan Sabit Merah Iran.
IRNA mengatakan ledakan pertama terjadi sekitar 700 meter dari makam Soleimani sementara ledakan lainnya berjarak sekitar satu kilometer.
Kantor berita Tasnim, mengutip sumber informasi, mengatakan bahwa "dua tas berisi bom meledak" dan "pelaku... tampaknya meledakkan bom tersebut dengan kendali jarak jauh".
Rekaman online menunjukkan kerumunan orang yang panik bergegas melarikan diri ketika petugas keamanan menutup area tersebut.
Kekejaman yang mengejutkan
Televisi pemerintah menunjukkan para korban yang berlumuran darah tergeletak di tanah dan ambulans serta petugas penyelamat berlomba untuk membantu mereka.
“Kami sedang berjalan menuju pemakaman ketika sebuah mobil tiba-tiba berhenti di belakang kami dan sebuah tempat sampah berisi bom meledak,” kata seorang saksi mata seperti dikutip kantor berita ISNA.
“Kami hanya mendengar ledakan dan melihat orang-orang berjatuhan.”
Saat malam tiba, massa kembali ke Pemakaman Martir di Kerman sambil meneriakkan: "Matilah Israel" dan "Matilah Amerika".
Di Teheran, ribuan orang berkumpul di Masjid Agung Mosalla untuk memberikan penghormatan kepada Soleimani.
“Kami mengutuk insiden teroris yang pahit hari ini… Saya berharap para pelaku kejahatan dapat diidentifikasi dan dihukum atas tindakan mereka,” kata putri Soleimani, Zeinab.
Soleimani memimpin Pasukan Quds, cabang operasi luar negeri dari Korps Pengawal Revolusi Islam, yang mengawasi operasi militer di Timur Tengah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa, dan beberapa negara termasuk Arab Saudi, Yordania, Jerman dan Irak mengecam ledakan tersebut.