Laporan Intelijen Israel Menuduh 13 Staf UNRWA Diduga Terlibat Serangan 7 Oktober
Israel menuduh bahwa 13 staf Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Gaza (UNRWA) terlibat dalam serangan Hamas 7 Oktober.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
“Informasi tersebut belum diberikan kepada kami secara resmi oleh otoritas Israel,” katanya.
Staf UNWRA Dipecat
UNWRA telah memecat beberapa pegawainya menyusul tuduhan tersebut, yang pertama kali muncul pekan lalu, beberapa jam setelah pengadilan tinggi PBB memerintahkan Israel untuk segera bertindak guna mencegah genosida di Gaza.
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini juga memerintahkan penyelidikan atas klaim tersebut, yang akan dilakukan oleh Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan sembilan anggota staf UNRWA yang menjadi pusat tuduhan tersebut telah dipecat.
Satu orang lainnya tewas dan identitas dua orang lainnya masih “diklarifikasi”.
“Setiap pegawai PBB yang terlibat dalam aksi teror akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk melalui tuntutan pidana,” kata Guterres, seraya menambahkan bahwa tinjauan independen akan dilakukan.
Sasaran Kritik Israel
Dikutip dari Al Jazeera, setidaknya 152 staf UNRWA telah terbunuh di Gaza sejak perang Israel-Hamas dimulai, menurut badan tersebut.
UNRWA telah lama menjadi sasaran kritik Israel.
Sudah lama Israel menuduh badan tersebut melakukan hasutan anti-Israel, namun hal ini dibantah oleh UNRWA.
Pada tahun 2017, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha membubarkan badan PBB tersebut, dengan mengatakan bahwa badan tersebut harus digabungkan dengan badan utama pengungsi PBB.
Israel juga menuduh Hamas menggunakan fasilitas PBB di Gaza, dan dalam ringkasan intelijennya menyatakan bahwa kelompok militan tersebut telah menggunakan sekolah UNWRA sebagai tempat persembunyian dan melakukan evakuasi massal untuk menyembunyikan diri di antara warga sipil yang melarikan diri.
PBB telah melaporkan beberapa serangan terhadap sekolah dan tempat penampungan UNWRA sejak perang dimulai.
UNRWA membantah tuduhan bahwa bantuannya dialihkan ke Hamas atau bahwa mereka mengajarkan kebencian di sekolah-sekolahnya, dan mempertanyakan “motivasi mereka yang membuat klaim tersebut.” Badan tersebut mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober sebagai tindakan yang “menjijikkan.”
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)