Lawan Logika AS dan Barat, PM Malaysia: Masalahnya Bukan Houthi Tapi Agresi Militer Israel di Gaza
PM Malaysia Anwar Ibrahim dengan menyatakan kalau akar permasalahannya bukan pada aksi blokade Laut Merah oleh Houthi melainkan agresi militer Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dia juga menekankan kalau negaranya tidak akan mentolerir segala upaya untuk membunuh warga Palestina di wilayahnya.
Pada bulan Desember 2023, Malaysia mengumumkan dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Perdana Menteri bahwa mereka melarang kapal yang membawa bendera Israel dan mencegah kapal yang menuju ke Israel memuat barang di pelabuhan.
Dijelaskan, langkah-langkah ini dilakukan Malaysia, “Sebagai tanggapan atas tindakan Israel yang mengabaikan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan melanggar hukum internasional dengan terus melakukan pembantaian dan kekejaman terhadap warga Palestina.”
Dalam pernyataan terakhirnya, Perdana Menteri Malaysia memuji gugatan Afrika Selatan terhadap pendudukan Israel di Mahkamah Internasional (ICJ), dan membuktikan dukungan penuh negaranya terhadap langkah tersebut.
Ibrahim menyatakan: “Malaysia dengan tegas menegaskan posisinya dalam mendukung penuh upaya Afrika Selatan di Mahkamah Internasional untuk menentang tirani dan mendukung keadilan.”
Baca juga: Cucu Nelson Mandela Sebut Gugatan Afsel ke Israel Belum Kelar, Palestina Harus Merdeka
Perdana Menteri Malaysia mengkritik negara-negara Barat karena mengabaikan dan terus diam atas “kekejaman yang dilakukan oleh pendudukan Israel di Palestina sejak 7 Oktober 2023.”
Ibrahim juga memposting pernyataan di X: “Negara-negara Barat terus menutup mata terhadap kekejaman yang dilakukan oleh Israel, dan secara efektif terlibat dalam tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang berbahaya. Sampai saat ini, sejak tanggal 7 Oktober, Israel telah membunuh 24.100 nyawa tak berdosa tanpa mendapat hukuman, bahkan ketika sebagian besar komunitas internasional dengan keras mengutuk tindakan keji dan genosida mereka.”
Pejabat Malaysia itu menambahkan: “Serangan pembantaian brutal terhadap warga Palestina yang tidak bersalah baru-baru ini hanyalah perpanjangan dari penindasan dan tirani yang telah berlangsung selama tujuh dekade, yang jelas-jelas merupakan perwujudan kebencian, rasa jijik dan antagonisme rezim Israel terhadap rakyat Palestina.”
(oln/Memo/*)