Perang Seret Israel ke Krisis Ekonomi, Begini Reaksi Panik Netanyahu dan Pentolan Keuangan Tel Aviv
Rasio utang terhadap PDB Israel, kata Moody's, tampaknya akan mencapai puncaknya pada 67% pada tahun 2025
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Penurun peringkat Israel dari posisi A1 ke tngkat yang lebih rendah ini pertama kalinya sejak 1998,tahun di mana pemeringkatan dimulai.
Haaretz menekankan, penurunan peringkat Israel ini sebagai sesuatu yang nyata atas kondisi perekonomian Israel imbas perang.
Dalam editorialnya, surat kabar itu menyalahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai sosok utama yang harus bertanggung jawab atas kemunduran ini.
Editorial berjudul "Netanyahu Menurunkan Peringkat Kredit Israel, tapi Tidak Bertanggung Jawab," itu menggambarkan, "semua penilaian suram (terhadap ekonomi Israel) menjadi kenyataan".
Tulisan itu bahkan menyebut momen menurunnya peringat Israel ini sebagai "hari kelam".
Surat kabar tersebut mencatat, penurunan peringkat tersebut "tidak bersifat sementara", dan menambahkan kalau Moody's meyakini dampak perang terhadap perekonomian Israel akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan tidak ada kemungkinan penyesuaian peringkat ke atas dalam waktu dekat.
Haaretz menuduh kepemimpinan Israel gagal mengembalikan perekonomian ke jalurnya, dan menekankan kalau kepercayaan terhadap Netanyahu dan Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich “mendekati nol”.
Lebih lanjut disebutkan, Moody's tidak percaya kalau Netanyahu dan Smotrich “akan memperbaiki apa yang telah mereka rusak,”.
"Bahwa lembaga tersebut mengeluarkan laporan yang begitu serius dan mengumumkan keputusan dramatis ini karena alasan khusus ini (rusak gegara tak cakapnya Netanyahu dan Smotrich)," tulis ulasan tersebut.
Reaksi Panik
Pernyataan Netanyahu dan anggota kabinetnya atas pemeringkatan terbaru Moody's ini juga menjadi sorotan.
Sejumlah pihak menilai, secara jelas adanya kepanikan di tubuh pemerintahan atas situasi ekonomi Israel saat ini.
Reaksi panik itu, misalnya tergambar dari pernyataan Menkeu Israel, Smotrich yang mengklaim keputusan Moody's adalah "manifesto politik yang didasarkan pada pandangan dunia geopolitik, pesimistis, dan tidak masuk akal."
“Ekonom tahun 75-76 di New York memberikan penurunan peringkat mengenai apakah kami menyetujui gencatan senjata atau tidak, [dan apakah] kami bersedia mendirikan negara Palestina atau tidak, dan memutuskan untuk menurunkan peringkat kami karena, sejauh ini, kami telah melakukan hal yang sama. tidak melakukannya,” paparnya menegaskan kalau penilaian Moody's cenderung berbau politis.
Pernyataan senada juga dikeluarkan Netanyahu yang menegaskan kalau perekonomian negaranya tetap kuat.