Iran Bersiap Terima Pengiriman Jet Tempur Su-35 dari Rusia ke Isfahan yang Jadi Target Israel
Rusia bermaksud mengirimkan 12 jet tempur “segera” ke Teheran ke pangkalan udara Isfahan, lokasi yang menjadi sasaran Israel dalam serangan balik
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pihak berwenang Iran mengatakan Angkatan udara Israel (IAF) menembaki pangkalan udara utama Teheran di Isfahan, yang telah lama menjadi rumah bagi armada F-14 Tomcat buatan Amerika – yang dibeli sebelum Revolusi Iran tahun 1979.
Israel belum secara resmi mengomentari serangan tersebut.
Israel Hanya Kirim Pesan
Mengutip “sumber senior militer AS,” Fox News melaporkan kalau sasaran serangan balik Israel ke Iran tersebut adalah pangkalan militer di Isfahan.
Israel dilaporkan tidak mengincar fasilitas nuklir Iran yang dijaga ketat.
Fasilitas nuklir ini disebut-sebut terletak sekitar 100 kilometer (62 mil) di utara kota tersebut di mana sebagian besar situs 'terkubur' di bawah gunung.
“Israel menyerang apa yang ingin mereka serang,” salah satu sumber mengatakan kepada Fox News.
Sumber itu menambahkan kalau ada satu target utama yang diserang berkali-kali oelh Israel.
"Dan sistem pertahanan udara Iran buatan Rusia terbukti tidak efektif," kata narasumber tersebut.
Sasaran serangan tersebut termasuk sistem pertahanan udara di pangkalan militer, yang digunakan untuk melindungi fasilitas nuklir di dekatnya, Fox melaporkan.
"Pesan Israel melalui serangan ini adalah untuk menjual gagasan kepada Iran bahwa “kami dapat menjangkau dan menyentuh Anda,” kata sumber itu.
Citra satelit yang dilihat oleh The Times of Israel menunjukkan kerusakan pada sistem radar di dekat Bandara Isfahan. Gambar tersebut tidak segera diizinkan untuk dipublikasikan, sesuai dengan kebijakan agensi yang mengambil foto tersebut.
Citra satelit radar aperture sintetis tambahan yang diambil pada hari Jumat juga menunjukkan bukti bahwa lokasi radar menjadi sasaran.
Meskipun pihak berwenang Israel secara resmi bungkam atas serangan tersebut, sejumlah politisi dan mantan pejabat angkat bicara mengenai hal tersebut.
Berbicara kepada berita Channel 12, pensiunan jenderal Israel Ziv, mantan kepala operasi IDF, mengatakan bahwa jika serangan itu dilakukan oleh Israel, hal itu tidak dimaksudkan untuk menyebabkan kehancuran besar.