Yaman Ledek Kapal Perang Jerman yang Mundur dari Laut Merah, Houthi: Kembali ke Jalan yang Benar
Houthi Yaman meledek dengan menyebut keluarnya kapal perang Jerman dari Laut Merah sebagai "langkah di jalan yang benar".
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Adapun Washington diam-diam menjajal cara baru melumpuhkan Houthi Yaman, yang aksinya berdampak pada kelangsungan konflik Israel-Palestina.
Pemerintah AS menawarkan sejumlah opsi dengan syarat Houthi Yaman menyudahi aksi-aksinya menyerang kapal di jalur perdagangan Selat Hormuz.
Sebaliknya, Gedung Putih menawarkan pengakuan Houthi sebagai entitas penting di Yaman, penghapusan Houthi dari daftar kelompok teroris, dan pengakhiran agresi militer koalisi Arab.
Tawaran ini secara nyata memperlihatkan kegagalan koalisi AS-Inggris mencegah Houthi Yaman menunjukkan dukungan ke Palestina, sekaligus permusuhan terhadap Israel.
Sinyal melunaknya AS sebagai bagian mengurangi tekanan terhadap Israel itu tampak dari pernyataan Utusan Khusus AS untuk Yaman, Timothy Lenderking pada 3 April 2024.
Lenderking memuji pentingnya mencari solusi diplomatik di Yaman dibandingkan solusi militer.
Ironi AS
Ini ironi bagi AS yang berbulan-bulan memilih jalan militer melawan Houthi Yaman.
Pada Desember 2023, Washington mengumumkan pembentukan koalisi multinasional melawan pasukan pimpinan Ansarallah Yaman.
Koalisi ini ingin melindungi pelayaran internasional di Laut Merah, dan secara efektif melindungi perdagangan terkait Israel dari blokade laut besar-besaran di Selat Hormuz.
Jalur ini sangat vital bagi kelangsungan hidup Israel. Namun koalisi ala AS-Inggris ini tak bersambut baik. Banyak negara sekutu AS ragu-ragu.
Jet-jet tempur AS dan Inggris bahu membahu menggempur basis Houthi Yaman, sebagai bagian upaya koalisi membendung meluasnya ofensif pasukan Ansharullah.
Lewat Oman, yang masih mempertahankan hubungan dengan Sanaa, Washington menawarkan proposal ke pemerintahan de facto Yaman di Sanaa yang didukung Houthi.
Secara sederhana, proposal AS itu bisa digambarkan dalam tawaran, “Hentikan dukungan Anda (Houthi) terhadap Gaza, dan kami akan memberikan segalanya.”
Sumber informasi di Yaman mengungkapkan kepada The Cradle AS menawarkan Sanaa, sebagai imbalan atas netralitasnya dalam perang Gaza, pengakuan atas legitimasi kelompok mereka.