Hizbullah Menggila, Israel Perpanjang Booking Hotel Pemukim Utara yang Mengungsi Hingga Akhir Tahun
Israel harus menanggung biaya pengungsian pemukim per kepala keluarga per hari selama serangan gencar Hizbullah yang sudah terjadi 7 bulan terakhir.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
MAD adalah istilah yang muncul pada Perang Dingin ketika Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet berkonflik.
Kala itu perang nuklir berskala besar antara AS dan Uni Soviet diusahakan dicegah.
Jika salah satu negara itu melancarkan serangan nuklir ke negara satunya, negara yang diserang akan membalasnya dengan serangan nuklir juga.
Serangan-serangan nuklir itu, apabila terjadi, diperkirakan akan membuat kedua negara hancur.
Melman mengatakan situasi di perbatasan Israel-Lebanon menjelang Operasi Banjir Al-Aqsa tanggal 7 Oktober 2023 adalah versi konvensional dari doktrin MAD.
Dia menyebut baik Israel maupun kelompok perlawanan Israel memiliki senjata yang mampu mengancurkan kota-kota Israel, termasuk infrastruktur militer dan sipil.
Senjata itu juga akan membuat ratusan ribu nyawa melayang.
Pada saat ini meski sedang tidak dalam situasi perang besar-besaran, Hizbullah telah meluncurkan ribuan rudal, mengerahkan pesawat tanpa awak, dan tembakan artileri.
Serangan itu diarahkan ke target yang berada di dekat perbatasan Israel-Lebanon dan permukiman yang jauh dari perbatasan.
Puluhan ribu warga Israel di perbatasan terpaksa mengungsi akibat serangan tersebut.
Baca juga: Barak IDF di Kiryat Shmona Dihajar Drone, Israel Ketar-ketir Roket Presisi Hizbullah Hantam Haifa
Melman mengatakan rudal Hizbullah telah menghantam banyak pangkalan militer Israel di Komando Utara, termasuk pangkalan pengendali lalu lintas udara bernama Meron.
Sementara itu, dari sisi Israel, Melman mengatakan pasukan Israel menjalankan operasi militer di Lebanon dengan serangan udara dan pesawat tanpa awak, artileri, rudal, dan tindakan pembunuhan.
Dia mengklaim serangan itu telah menghancurkan banyak pangkalan Hizbullah dan gudang rudalnya.
Meski demikian, Melman mengatakan ada “kenyataan pahit” yang harus dihadapi Israel.