Bantai 300 Orang, Israel Klaim Lenyapkan Pentolan Al Qassam Muhammad Al-Deif, Hamas: Omong Kosong!
serangan pasukan Israel (IDF) terhadap Khan Yunis, Gaza Selatan dilaporkan adalah komandan militer Brigade Al-Qassam di Hamas, Muhammad al-Deif
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Selama Perang Gaza pada tahun 2014, Deif memimpin strategi ofensif Hamas," kata Departemen Luar Negeri.
Meskipun perannya penting dalam beberapa serangan Hamas yang paling terkenal, Deif tetaplah sosok yang sulit dipahami.
"Lokasi tepatnya dia tidak diketahui dan dia tidak muncul di depan umum," menurut laporan The Associated Press.
Bahkan nama aslinya belum dapat dikonfirmasi, The Washington Post melaporkan.
Baca juga: Menteri Israel: Bantuan Kemanusiaan Tak Boleh Masuk Gaza, Mereka Tak Tahu Berterima Kasih
Reuters, mendeskripsikan Mohammed Deif sebagai pria berusia 20 tahunan dan hanya sedikit gambar dan foto dirinya diketahui.
Gambar-gambar terkait sosok misterisu ini, kata laporan itu termasuk sebuah foto seseorang mengenakan topeng dan siluet bayangan yang diyakini milik pemimpin militer tersebut.
Siluet tersebut sebelumnya digunakan dalam demonstrasi pada Agustus 2014, yang menunjukkan dukungan terhadap militan Hamas yang melawan pasukan Israel.
Langka, Mohammed Deif Keluarkan Pernyataan
Para pejabat Israel mengatakan serangan Hamas sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.
Setidaknya 1.100 warga Palestina juga telah meninggal, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pada Sabtu (7/20/2023), hari terjadinya serangan Hamas, saluran TV Hamas mengumumkan kalau Mohammed Deif akan mengeluarkan pernyataan yang jarang terjadi.
"Ini memberi isyarat kepada warga Palestina bahwa sesuatu yang penting akan segera terjadi," menurut laporan Reuters.
Pernyataan itu telah direkam sebelumnya dalam kaset audio dan disiarkan.
Dalam rekaman itu, Mohammed Deif menyebut serangan tersebut merupakan respons atas tindakan Israel terhadap warga Palestina yang menyebut operasi Hamas sebagai "Banjir Al-Aqsa" atau "Operasi Badai Al-Alqsa".
Ungkapan tersebut merujuk pada Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, yang dianggap sebagai situs tersuci ketiga umat Islam.