Usai Gempur Yaman, Israel Siaga Tinggi Hadapi Serangan Balasan Houthi
Angkatan Udara Israel di seluruh wilayah, khususnya di Eilat dalam keadaan siaga tinggi dengan malakukan patroli.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Israel menaikkan statusnya menjadi siaga usai pasukan tempur udara membombardir pembangkit listrik Ras Khatib dan fasilitas penyimpanan minyak di pelabuhan Hodeidah dengan menggunakan pesawat tempur F-35 pada Sabtu (20/7/2024) dini hari.
Informasi ini diketahui publik setelah Saluran 12 Israel melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel di seluruh wilayah, khususnya di Eilat dalam keadaan siaga tinggi dan bersiap untuk melakukan patroli udara dengan jet tempur telah ditingkatkan.
Laporan tersebut diperkuat dengan pernyataan Komentator urusan militer Channel 13 Alon Ben David yang menyatakan bahwa Israel dalam waktu dekat akan memasuki hari-hari konfrontasi dengan Yaman
"Di Israel, ada keyakinan kuat bahwa kita mungkin memasuki hari-hari konfrontasi dengan Yaman," ujar David.
Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Minta Israel dan Yaman Sama-sama Menahan Diri dari Upaya Saling Serang
Adapun peningkatan status dilakukan untuk mengantisipasi adanya serangan balik yang akan dilakukan militan Houthi dalam waktu dekat.
Terlebih pasca Israel melakukan serangan udara ke pelabuhan Hodeidah, Houthi berjanji akan kembali menyerang Israel.
"Kami menegaskan bahwa agresi brutal ini hanya akan meningkatkan tekad dan ketabahan rakyat Yaman dan angkatan bersenjata mereka yang berani, melanjutkan dan meningkatkan dukungan mereka terhadap Gaza," kata Juru Bicara Houthi, Mohammed Abdul Salam melalui laman sosial media X.
Tak dirinci kapan Houthi akan mulai mengintensifkan serangan balasan ke Israel, namun Juru bicara YAF, Jenderal Yahya Saree, mengatakan bahwa pasukannya tengah mempersiapkan diri untuk perang panjang dengan Israel hingga agresi berhenti dan pengepungan terhadap Gaza dicabut.
Kekuatan Tempur Houthi
Meski total pasukan Houthi tak sebanyak angkatan tempur Israel, namun Houthi mengklaim bahwa pasukannya memiliki sejumlah senjata canggih untuk menyerang musuh-musuh mereka.
Menurut situs Combating Terrorism Center, kelompok ini meluncurkan serangkaian sistem senjata canggih setahun usai menguasai Yaman atau sejak 2015, dengan bantuan dari Iran.
Tak hanya itu pemberontak Houthi di Yaman memiliki berbagai jenis persenjataan dari roket, drone hingga rudal.
Jenis-jenis rudal yang kerap digunakan kelompok Houthi diantaranya rudal Tangkil yang memiliki jangkauan kurang lebih 500 km dan rudal Quds Z-O, sebuah rudal jelajah yang mampu mengenai target di darat maupun di laut.
Selain senjata di atas, Houthi turut mengembangkan sekitar 30 stasiun pengawas pantai "spy dhow", drone, dan radar maritim ke kapal yang berlabuh untuk menciptakan solusi penargetan serangan, menandai adanya peningkatan kekuatan dalam menghadapi serangan musuh.