PM Netanyahu Sambangi AS, Ajak Kamala Harris Gelar Pertemuan Empat Mata
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan bakal melakukan kunjungan kerja ke Ibu kota AS Washington
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan bakal melakukan kunjungan kerja ke Ibu kota AS Washington, untuk bertemu dengan salah satu kandidat calon presiden (capres) AS dari Partai Demokrat Kamala Harris.
Informasi ini mencuat usai seorang ajudan Harris, mengungkap rencana kunjungan Netanyahu ke Paman Sam pasca mundurnya petahana Presiden Joe Biden dalam pemilu presiden.
"PM Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris minggu ini selama kunjungannya ke Washington," Ujar juru bicara Harris, dikutip Al Mayadeen.
Baca juga: Fatah, Hamas, dan 12 Faksi Tanda Tangani Deklarasi Beijing, China Dukung Palestina Bersatu
Menurut laporan tersebut, pertemuan pribadi Harris dengan Netanyahu dimaksudkan untuk membahas status negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Mengutip seseorang yang dekat dengan kantor wakil presiden, Harris dikabarkan bakal menekankan pandangannya agar Israel mengakhiri konflik dengan tetap mencapai kesepakatan untuk membebaskan semua sandera, serta mengakhiri penderitaan warga sipil Palestina di Gaza.
Amerika Jadi Pemasok Utama Senjata Israel
Selama puluhan tahun Amerika Serikat (AS) diketahui menjadi penyokong utama pendanaan militer Israel dalam setiap perang melawan musuh-musuhnya.
Tak tanggung – tanggung untuk membantu pertahanan Israel, setiap tahunnya negeri Paman Sam ini menyumbangkan bantuan militer senilai 3,8 miliar dolar AS atau setara Rp 60,27 triliun.
Bahkan ketika ketegangan antara Hamas dan Israel berlangsung, AS trrus memberikan ke Tel Aviv dengan memasok 21.000 amunisi peluru artileri berukuran 155 mm, ribuan amunisi penghancur bunker dan 200 drone kamikaze serta bom presisi Spice Family Gliding Bomb Assemblies dengan nilai 320 juta dolar atau setara Rp5 triliun untuk Israel.
Menurut catatan The Washington Post, sejak perang Gaza pecah pada 7 oktober silam, Amerika Serikat setidaknya telah menyetujui 100 perjanjian senjata dengan pendudukan Israel.
AS mengklaim penjualan peluru tank kepada Israel merupakan bentuk dukungan untuk kepentingan keamanan Timur Tengah dari ancaman Hamas. Namun tindakan ini mendapat sorotan negatif dari sejumlah pihak.
Para aktivis hak asasi manusia bahkan menyatakan keprihatinannya atas penjualan tersebut, mereka menyebut tindakan Amerika tidak sejalan dengan upaya Washington untuk menekan Israel agar meminimalkan korban sipil di Gaza. Justru transfer senjata dapat memperparah perundingan damai yang sedang diusahakan.