Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Penambangan di Laut Dalam: Sumber Daya Alam Baru atau Bencana Lingkungan?

Logam dan tanah jarang dalam jumlah besar tersimpan di laut dalam. Namun, penambangan dapat merusak secara permanen sistem kelautan…

zoom-in Penambangan di Laut Dalam: Sumber Daya Alam Baru atau Bencana Lingkungan?
Deutsche Welle
Penambangan di Laut Dalam: Sumber Daya Alam Baru atau Bencana Lingkungan? 

Lima di antaranya diberikan ke perusahaan Cina. Namun, banyak negara lain, seperti Jerman, India, dan Rusia, juga terlibat dalam eksplorasi.

Perjanjian Hukum Laut menetapkan bahwa keuntungan dari penambangan laut dalam di laut lepas, harus dibagi secara adil dengan negara lain. Namun, kritikus seperti Koalisi Konservasi Laut Dalam menyatakan skeptis.

Nodul mangan dan mineral lain: Jenis logam apa yang ada di dasar laut?

Perusahaan khususnya tertarik pada apa yang disebut nodul polimetalik, yang juga dikenal sebagai nodul mangan.

Material ini terbentuk selama jutaan tahun oleh endapan sedimen. Ukurannya sebesar kentang dan mengandung bahan mentah seperti mangan, kobalt, tembaga, dan nikel, bahan baku yang digunakan untuk memproduksi baterai mobil listrik, misalnya.

Menurut perhitungan Badan Energi Internasional (IEA), transisi energi akan menyebabkan kebutuhan bahan baku tersebut meningkat dua kali lipat pada tahun 2040.

Nodul mangan dalam jumlah besar terletak di dasar laut pada kedalaman 4.000 hingga 6.000 meter di Zona Clarion-Clipperton (CCZ) di Pasifik timur antara Hawaii dan Meksiko.

Mineral ini dapat diangkat melalui penyedotan dengan robot vakum otomatis dan ditarik ke permukaan menggunakan selang berkilo-kilometer.

BERITA TERKAIT

Dasar laut di kawasan lain di Pasifik, Samudera Hindia, dan Atlantik juga kaya akan mineral. Selain nodul mangan, sulfida polimetalik (sulfida masif) dan kerak yang mengandung kobalt di pegunungan bawah laut juga menarik untuk ditambang. Namun, kerak yang sangat keras dan mengandung kobalt sangat sulit untuk dipisahkan dari dasar laut.

Apa masalahnya ekosistem laut dalam?

Nodul mangan dan kerak mineral di laut dalam bukanlah batuan mati, melainkan habitat penting bagi banyak makhluk laut.

Menurut para peneliti, lebih dari 5.000 spesies, beberapa di antaranya nyaris belum pernah diteliti - hidup di zona Clarion-Clipperton saja.

Kondisi di kedalaman lebih dari 4.000 meter sangatlah sulit: Tekanan air 100 kali lebih tinggi daripada di darat, tidak ada sinar matahari dan hanya sedikit sumber makanan. Itulah sebabnya ekosistem di dasar laut dalam, dengan spesiesnya yang beradaptasi dengan kondisi kehidupan ekstrem, juga sangat sensitif.

Ketika robot vakum beroperasi di area yang luas untuk menemukan nodul mangan, dasar laurtan hancur dan banyak makhluk laut tersedot ke dalamnya. Kebisingan, polusi cahaya, dan luasnya awan sedimen tersuspensi juga dapat mempengaruhi ekosistem yang jauhnya. Selain itu, penangkapan ikan di atas area pertambangan bisa mengalami kerusakan permanen.

Namun realitanya, kurang dari satu persen wilayah laut dalam yang telah dieksplorasi.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Juli, misalnya, menunjukkan bahwa mineral dalam nodul mangan di laut dalam dapat menghasilkan oksigen melalui elektrolisis tanpa sinar matahari. Selama ini diasumsikan bahwa hal ini hanya terjadi di alam melalui fotosintesis. Investigasi lebih lanjut mengenai hal ini diperlukan.

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas