Masa Obon Jepang, Penduduk Tokyo Pulang Kampung
Bon dikenal sebagai upacara yang berkaitan dengan agama Budha Jepang, tapi banyak sekali tradisi yang tidak bisa dijelaskan dengan dogma agama Budha
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Selama masa Obon di Jepang, kota Tokyo ibukota Jepang, menjadi sepi. Jalanan lenggang dan kereta api pun mudah duduk di mana-mana sepi. Masa Obon sejak akhir minggu lalu sampai dengan Minggu 18 Agustus mendatang.
"Masa Obon ini kami pulang kampung ingin nyekar ketemu semua saudara, beristirahat dulu ya," papar Akiko Funada warga Fukui yang berdomisili di Tokyo kepada Tribunnews.com hari Selasa (13/8/2024).
Obon (お盆) atau disebut pula dengan Bon (盆) adalah serangkaian upacara dan tradisi di Jepang untuk merayakan kedatangan arwah leluhur yang dilakukan seputar tanggal 15 Juli setiap tahunnya menurut kalender Tempō (kalender lunisolar).
Namun berubah ke tanggal 15 Agustus karena pengaruh media massa umumnya menuliskan tanggal 15 Agustus.
Pada umumnya, Obon dikenal sebagai upacara yang berkaitan dengan agama Buddha Jepang, tetapi banyak sekali tradisi dalam perayaan Obon yang tidak bisa dijelaskan dengan dogma agama Buddha.
Baca juga: 7 WNI Bandel Ingin Tetap Mendaki Gunung Fuji Jepang, Meski telah Dilarang Staf Penjaga
Obon dalam bentuk seperti sekarang ini merupakan sinkretisme dari tradisi turun temurun masyarakat Jepang dengan upacara agama Buddha yang disebut Urabon.
Tradisi dan ritual seputar Obon bisa berbeda-beda bergantung pada aliran agama Buddha dan daerahnya.
Di berbagai daerah di Jepang, khususnya di daerah Kansai juga dikenal perayaan Jizōbon yang dilakukan seusai perayaan Obon.
Asal usul
Persembahan potongan terong dan mentimun di makam leluhur dilakukan semasa Obon.
Obon merupakan bentuk singkat dari istilah agama Buddha Urabon (盂蘭盆) yang hanya diambil aksara Kanji terakhirnya saja bon (盆, nampan) ditambah awalan honorifik huruf "O." Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō) yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan.
Di daerah tertentu, Bonsama atau Oshorosama adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon.
Asal usul tradisi Obon tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di musim panas konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8.
Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun sewaktu bulan purnama di permulaan musim semi dan awal musim gugur.