Serangan Iran ke Israel Kelamaan, Operasi Intelijen di Tel Aviv Bakal Setara yang Terjadi di Teheran
Iran akan menggunakan cara senyap ala operasi intelijen di Tel Aviv, persis seperti Israel beraksi di Teheran yang berujung pada terbunuhnya Haniyeh.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Iran akan melakukan apa yang dianggapnya sebagai kepentingan terbaiknya, namun Horowitz meragukan hal ini, dan mengatakan bahwa diplomasi saja tidak cukup untuk mengubah perhitungan Iran. Dan bahwa Iran akan melakukan apa yang dirasanya sebagai kepentingan terbaiknya, terlepas dari seruan dan pernyataan yang mendesak untuk menahan diri," kata ulasan tersebut tentang pertimbangan Iran membalas.
Situs tersebut menunjukkan bahwa Iran menunjukkan jenis diplomasi berbeda yang dapat meyakinkannya untuk setidaknya “menunda” serangan yang dijanjikannya, yaitu gencatan senjata permanen di Gaza antara Israel dan Gerakan Perlawanan Hamas.
Farzan Thabet, peneliti senior di Geneva Graduate Institute, berspekulasi kalau Iran “mungkin mencari jalan keluar” untuk membenarkan pembalasan yang lebih lunak, dan bahwa (semacam) gencatan senjata di Gaza bisa menjadi “kemenangan diplomatis” yang perlu dilakukan.
Dia mengatakan, gencatan senjata di Gaza mungkin tidak penting bagi Iran, namun hal ini memberikan Teheran “alasan atau penjelasan untuk melegitimasi penundaan ini, sebagian besar secara internal dan eksternal.”
Dia mengatakan gencatan senjata di Gaza dapat menyebabkan Iran mengurangi skala serangannya atau memilih metode respons yang berbeda yang tidak melibatkan serangan langsung terhadap Israel.
Misteri Pembalasan Iran
Situs web Oil Price memberi pertanyaan mendasar dengan menulis, “Ketidakjelasan mengenai kapan pembalasan akan dilakukan? Bagaimana bentuk pembalasan Iran?"
Thabet mengatakan, teka-teki Iran terletak pada pelaksanaan serangan balasan yang tidak terlalu lemah sehingga hanya memiliki sedikit nilai simbolis atau pencegahan, namun tidak terlalu kuat sehingga menyebabkan siklus eskalasi yang tidak terkendali yang mengarah pada perang yang lebih besar.
Dia menekankan kalau Iran mempunyai dua opsi yaitu pembalasan yang lemah atau serangan balasan yang melebihi ambang batas perang.
"Kedua opsi tersebut mengandung risiko," tulis penutup ulasan tersebut.
Soft respons yang dimaksud merujuk pada perkiraan pembalasan Iran yang melibatkan operasi intelijen di wilayah Israel.
Sedangkan, hard respons Iran dikategorikan dengan penggunaan masif rudal dan drone negara tersebut, jauh lebih besar dari apa yang mereka demonstrasikan saat menyerang Israel April silam.
Pembalasan Penuh Perhitungan, Setara Serangan Israel di Teheran
Soal pembalasan Iran ke Israel, sebuah kelompok Perlawanan Irak terkemuka telah menggarisbawahi potensi pembalasan Iran yang “penuh perhitungan dan berdampak” atas pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel di Teheran pada bulan lalu.
Syekh Ali al-Asadi, ketua dewan politik Gerakan al-Nujaba Irak, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Irak al-Sumaria pada Selasa ketika ia menunjuk pada berbagai perkembangan di wilayah tersebut.
“Iran adalah negara yang memiliki kebijakan untuk merespons melalui serangan yang diperhitungkan dan berdampak,” kata Asadi.