Netanyahu Presentasi Peta Kontroversial, Tak Ada Tepi Barat, Israel Mau Caplok Palestina Seutuhnya
Israel sudah secara terbuka menyatakan kalau Tepi Barat adalah bagian dari wilayah teritorial (pendudukan) mereka, tanpa lagi memedulikan aturan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ia menuduh pemerintah Israel gagal mencapai target perang, termasuk mengembalikan tawanan yang ada di tangan Hamas secara aman.
Gantz meminta Netanyahu untuk mundur, dengan menunjukkan bahwa kepemimpinan baru diperlukan untuk mengatasi tantangan yang sedang berlangsung.
"Partai Persatuan Nasional yang menaungi Gantz juga menuduh Netanyahu menyesatkan publik tentang tujuan perang, dengan mencatat bahwa Netanyahu sebelumnya telah menolak tuntutan untuk memprioritaskan pengembalian penduduk utara ke rumah mereka," tulis laporan RNTV.
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid juga mengkritik Netanyahu.
Ia mempertanyakan komitmen Netanyahu untuk mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia, yang menyiratkan bahwa kelambanannya sejak dimulainya agresi menyoroti kegagalan pribadi.
Visi Pendudukan Penuh Israel atas Tanah Palestina
Penyajian peta yang mengecualikan nama wilayah Tepi Barat oleh Netanyahu telah ditafsirkan oleh sebagian orang sebagai tanda niatnya untuk menduduki sepenuhnya wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Hal ini telah memicu kekhawatiran internasional, terutama mengingat kurangnya referensi terhadap resolusi internasional yang telah lama berlaku mengenai wilayah-wilayah ini.
Duta Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot, bereaksi keras terhadap peta tersebut, dengan mempertanyakan, "Di mana Tepi Barat pada peta ini? Perdana Menteri Israel memperjelas bahwa tujuan Israel adalah untuk menghapus orang-orang Palestina dan merebut apa yang tersisa dari tanah kami! Bayangkan jika seorang politisi Palestina melakukan ini."
Menanggapi perkembangan ini, Netanyahu menegaskan kembali kalau tiga dari empat tujuan perang Israel adalah: melenyapkan Hamas, mengamankan kembalinya para tawanan, dan menetralisir ancaman masa depan dari Gaza - bergantung pada upaya mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia dan penyeberangan Rafah.
Satu-satunya tujuan yang tidak terkait langsung dengan strategi ini, katanya, adalah pengembalian yang aman bagi penduduk Israel utara ke rumah mereka.
Agresi IDF di Tepi Barat Tertuang dalam Buku Netanyahu
Terkait operasi militer besar-besaran yang dilakukan tentara Israel di Tepi Barat, pakar militer dan ahli strategi asal Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan kalau itu merupakan terjemahan dari visi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ditulis dalam bukunya “A Place Under the Sun.”
Dalam bukunya ini, menurut Netanyahu, “negara Yahudi murni” harus berada di wilayah Palestina mulai dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania.
Baca juga: From The River to The Red Sea, Bara Hamas ke Israel Bakar Hegemoni AS di Kawasan
Dalam buku itu, Netanyahu menyebut kalau minoritas Palestina yang tersisa di wilayah ini harus menerima hidup di bawah kedaulatan Israel atau pindah ke tempat lain, seperti diulas Khaberni, Jumat (30/8/2024).
Al-Duwairi menilai operasi tersebut juga merupakan terjemahan literal dari apa yang diusulkan Komandan Distrik Militer Pusat tentara Israel, Avi Plaut, beberapa pekan lalu.