Kebodohan Berulang, Untuk Ketujuh Kalinya Pasukan Israel Kembali ke Al-Zaytoun Gaza
Ini menjadi serangan ketujuh pasukan Israel ke Al-Zaytoun setelah berulang kali menyatakan kalau kemampuan militer milisi perlawanan sudah dibongkar
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Namun, pada bulan-bulan berikutnya, pasukan Israel mengalami kerugian dalam pertempuran berturut-turut di beberapa daerah di utara, termasuk kamp Jabalia dan lingkungan Shujaiya dan Al-Zaytoun.
Operasi baru di Al-Zaytoun terjadi tiga hari setelah kantor berita berbahasa Ibrani Channel 13 melaporkan bahwa Hamas telah "membangun kembali kemampuannya" di Jalur Gaza utara dan telah "merekrut 3.000 militan baru" hampir 11 bulan setelah perang dimulai.
"Informasi terbaru menggambarkan gambaran yang mengkhawatirkan," katanya.
Akibatnya, pejabat keamanan Israel yakin "tidak akan ada jalan keluar dari masuknya pasukan IDF secara besar-besaran ke Gaza utara."
Bulan lalu, sebuah studi gabungan oleh Critical Threats Project (CTP) dan Institute for the Study of War (ISW) mengungkapkan bahwa, setelah 10 bulan perang, tentara Israel cuma bisa mengalahkan tiga dari 24 batalyon Brigade Qassam Hamas yang dilaporkan terbentuk.
Kebodohan Berulang
Strategi Pasukan Israel yang 'bolak-balik' menggempur sebuah wilayah di Gaza ini pernah mendapat kritik keras dari Jenderal tinggi Pentagon, Charles Brown, pada Selasa (21/5/2024) silam.
Dia secara khusus mengkritik strategi militer tentara Israel dalam upaya mereka memberantas gerakan Hamas di Gaza.
Jenderal tersebut menilai, Israel melakukan kebodohan berulang karena tidak menduduki wilayah yang telah mereka kuasai di Gaza.
Alih-alih menetap, tentara Israel memilih untuk mundur dan menarik pasukan dari wilayah tersebut setelah “membersihkan” wilayah tersebut dari pejuang Perlawanan Palestina, kata sang jenderal menurut laporan Politico.
Baca juga: Israel Salah Langkah di Jabalia, Al Qassam Robohkan 30 IDF Sekali Tepuk, Jenderal Ambruk di Zaytoun
“Anda tidak hanya harus benar-benar masuk dan menyingkirkan musuh apa pun yang Anda hadapi, Anda juga harus masuk, mempertahankan wilayah tersebut, dan kemudian Anda harus menstabilkannya,” kata Jenderal Charles Brown, komandan kepala staf gabungan pasukan AS , berdasarkan pengalaman sebelumnya di Timur Tengah.
Patut dicatat, pasukan Israel berulang kali dipaksa mundur dari wilayah yang mereka klaim telah mereka kuasai karena serangan dari milisi Perlawanan Palestina.
Baca juga: 3 Hal di Balik Remuknya Israel di Jabalia: IDF Salahkan Politisi, Qassam Kini Kuasai Jurus Hizbullah
Brown mengatakan, taktik perang Israel yang meninggalkan suatu daerah setelah “mengusir pejuang Hamas” pada kenyataannya memberikan peluang kepada milisi Perlawanan untuk menggalang ulang kekuatan.
Hal ini jelas mempersulit IDF untuk menstabilkan situasi di lapangan wilayah yang mereka klaim sudah bisa 'dibersihkan'.
Dia juga mengklaim kalau langkah IDF menarik mundur pasukan dan keluar dari wilayah yang sudah dikuasai tersebut "merusak upaya kemanusiaan" di Gaza.