Arab Saudi Luncurkan Serangan Artileri ke Wilayah Yaman, Perdamaian dengan Houthi Bubar?
artileri tentara Arab Saudi menembaki wilayah Yaman di bawah kendali gerakan Ansarallah Houthi setelah kapal tanker mereka diserang di Laut Merah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Aksi Houthi berdampak langsung terhadap perekonomian Israel di mana blokade membuat pemasukan negara dari ekspor-impor anjlok tajam beriring kenaikan harga-harga komoditas.
Baca juga: Houthi Bikin Dompet Israel Cekak, Pendapatan Pelabuhan Eilat Anjlok 80 Persen
Sekutu abadi Israel, Amerika Serikat (AS) bereaksi. AS sempat membentuk koalisi internasional dalam Satuan Tugas Maritim yang bertugas di Laut Merah.
AS berdalih mengamankan jalur pelayaran internasional.
Namun sejumlah analis menyebut, AS sejatinya hanya berupaya melindungi kepentingan Israel semata karena kapal-kapal yang menjadi target Ansarallah Houhi Yaman adalah kapal berentitas Israel.
Pihak bersikukuh, ancaman di Laut Merah adalah ancaman global yang harus menjadi tanggung jawab bersama.
Ujian Arab Saudi
AS juga memberikan tekanan pada Arab Saudi untuk bergabung dalam satuan tugas maritim tersebut.
Untuk itu, AS meminta Arab Saudi menunda penandatanganan perjanjian perdamaian dengan Yaman.
Menurut laporan harian Lebanon Al-Akhbar, rancangan perjanjian perdamaian antara Sanaa dan Riyadh telah diselesaikan.
Kesepakatan ini potensial ditandatangani sebelum akhir tahun ini.
Lewat perjanjian perdamaian itu, hubungan Arab Saudi dan Yaman diyakini akan menyudahi perang menahun antara kedua negara.
Perang yang didukung NATO, termasuk AS dan negara Barat itu telah menghancurkan Yaman, negara termiskin di dunia Arab, selama delapan tahun.
“Arab Saudi sedang melalui ujian yang sulit antara dua pilihan .… Entah akan keluar dari permusuhan dengan Yaman berdasarkan peta yang disepakati dengan Sanaa, atau akan tunduk pada perintah AS dan bergabung dengan koalisi maritim internasional, dan ini berarti tetap rentan untuk (tetap dalam) pemerasan [barat],” tulis laporan Al-Akhbar merinci.
AS Manfaatkan Isu dan Konflik Sektarian
Tekanan AS ke Arab Saudi itu memantikkan lagi sorotan terhadap langkah Washington yang selama ini memanfaatkan isu dan konflik sektarian di Timut Tengah.
Konflik itu berkutat pada perbedaan ideologi dan pemahaman mendasar antara kelompok Sunni dan Syiah.