Hari Terkelam Lebanon sejak 2006: Hampir 500 Warganya Tewas Dibunuh Israel, 35 di Antaranya Bocah
Israel menyerang Lebanon dengan jet tempur yang menewaskan setidaknya 492 orang. Sebanyak 35 di antaranya adalah anak-anak.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Mesir meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk campur tangan. Adapun Irak meminta negara-negara Arab menggelar rapat darurat di sela-sela rapat Majelis Umum PBB.
Menurut Kepala Staf Umum Israel Herzi Halevi, serangan pihaknya menghantam infrastruktur yang telah dibangun Hizbullah selama dua dasawarsa.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut serangan itu sebagai “puncak” operasi militer Israel.
“Ini minggu tersulit bagi Hizbullah sejak pendiriannya,” ujar Gallant.
Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel melakukan tindakan militer demi mengubah “perimbangan keamanan” di wilayah utara.
Konflik memasuki fase baru
Hizbullah dan Israel mulai saling menyerang di perbatasan setelah perang Gaza meletus. Menurut Hizbullah, serangannya adalah bentuk dukungan kepada Gaza yang diserbu Israel.
Baca juga: Netanyahu: Warga Lebanon Harus Pergi dari Rumah Berisi Senjata Hizbullah sebelum Dibom Israel
Kelompok itu mengatakan saat ini konflik dengan Israel telah memasuki “fase baru”.
Hizbullah meluncurkan roket ke fasilitas militer Israel di dekat Haifa dan dua pangkalan militer sebagai balasan atas serangan Israel di Lebanon selatan dan Bekaa.
Adapun pada hari Jumat lalu Israel berhasil membunuh panglima Pasukan Radwan bernama Ibrahim Akil.
Pada pekan yang sama muncul teror ledakan alat komunikasi pager di Lebanon. Puluhan orang tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka.
Lebanon menuding Israel adalah dalang di balik peledakan. Namun, Presiden Israel Isaac Herzog membantahnya.
Sejak konflik Hizbullah-Israel kembali muncul, sudah ada puluhan ribu orang dari kedua belah pihak di perbatasan Israel-Lebanon yang mengungsi.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengklaim negaranya tengah berupaya untuk meredakan ketegangan antara Hizbullah dan Israel.
AS yang menjadi sekutu utama Israel mengaku mengirim sejumlah tambahan pasukan ke Timur Tengah.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengaku sangat cemas karena ada banyak korban sipil di Lebanon.
Adapun Turki menyebut serangan Israel ke Lebanon terancam membuat Timur Tengah terbenam dalam kekacauan.
(Tribunnews/Febri)