Israel Siapkan Rencana Jenderal yang Akan Kosongkan Gaza Utara, Ini 3 Hal yang Perlu Diketahui
Berbicara di hadapan komite minggu lalu, Mayor Jenderal Giora Eiland mengklaim bahwa rencana tersebut, akan "mengubah kenyataan".
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan tengah mempersiapkan kondisi di Jalur Gaza utara untuk mengimplementasikan apa yang disebut "Rencana Jenderal".
Menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rencana Jenderal tersebut adalah "resep ajaib" untuk mencapai "kemenangan mutlak" dalam perang di Gaza.
Rencana Jenderal dipromosikan oleh sekelompok prajurit cadangan senior Pasukan Pertahanan Israel (IDF), untuk mengepung Gaza utara.
Menurut The Times of Israel, dalam sebuah sesi tertutup, Netanyahu memberi tahu anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset bahwa rencana itu adalah salah satu dari beberapa rencana yang sedang diperiksa dan dibawa ke kabinet untuk dibahas lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.
Berikut 3 hal yang perlu diketahui mengenai rencana tersebut, seperti dikutip The New Arab:
1. Apa Itu Rencana Jenderal (Generals' Plan)?
Berbicara di hadapan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset minggu lalu, Mayor Jenderal Giora Eiland mengklaim bahwa rencana tersebut, akan mengubah kenyataan di lapangan di Gaza.
Hingga saat ini, rencana tersebut tidak didukung oleh Amerika Serikat.
"Kita harus memberi tahu penduduk Gaza utara bahwa mereka punya waktu satu minggu untuk mengevakuasi wilayah tersebut, yang kemudian akan menjadi zona militer, zona di mana setiap orang menjadi sasaran, dan terpenting, tidak ada pasokan yang memasuki wilayah ini," jelas Eiland saat itu.
2. Kapan Rencana Ini Diimplementasikan?
"Meskipun para pemimpin Israel belum mengumumkan tanggal pelaksanaan Rencana Jenderal, pembantaian harian, dengan pemandangannya yang mengerikan, memberi tahu kita bahwa rencana itu telah dipraktikkan secara berdarah dengan hampir setengah juta warga menderita kelaparan, pembunuhan, dan teror," menurut Ibrahim Melhem, seorang pakar politik Palestina.
"Pembantaian mengerikan berturut-turut yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap penduduk wilayah utara, yang telah menewaskan banyak orang, menunjukkan jejak 'Rencana Jenderal' itu sendiri," kata Melhem.
"Perang Netanyahu ditujukan kepada anak-anak yatim piatu dan perempuan yang berduka, kepada semua orang dan harta benda mereka, kepada pusat-pusat layanan seperti toko roti, rumah sakit, stasiun air dan listrik, dan pendukung kehidupan lainnya yang menjamin kelangsungan hidup mereka," tambahnya.
Baca juga: Israel Pertimbangkan Rencana Kosongkan Gaza Utara dari Warga Palestina, Netanyahu: Rencana Jenderal
Sementara itu, penulis dan analis politik Hussam Al-Dajani percaya bahwa "Rencana Jenderal" tidak hanya didasarkan pada teror warga sipil dan menggusur mereka dari tanah mereka atau mematahkan perlawanan bersenjata dan membunuh pejuang Palestina.
Tetapi, rencana itu juga terutama bertujuan untuk menyerang "inkubator perlawanan rakyat" dengan melakukan genosida terhadap seluruh keluarga, mencoba menghapus mereka dari catatan sipil.
"Tidak akan sulit bagi Netanyahu untuk mencapai Rencana Jenderal mengingat kebungkaman Arab dan dukungan penuh Amerika untuk Israel, yang akan berkontribusi untuk menciptakan Timur Tengah baru yang konsisten dengan aspirasi kolonial," kata Al-Dajani kepada TNA.