IDF Lengah, Korban Penembakan di Tel Aviv Bertambah Jadi 7 Orang, Warga Negara Yunani Ikut Tewas
Kedua pria bersenjata itu menembaki penumpang sebelum keluar dari kereta dan melanjutkan serangan mereka dengan berjalan kaki.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dalam bukunya ini, menurut Netanyahu, “negara Yahudi murni” harus berada di wilayah Palestina mulai dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania.
Baca juga: From The River to The Red Sea, Bara Hamas ke Israel Bakar Hegemoni AS di Kawasan
Dalam buku itu, Netanyahu menyebut kalau minoritas Palestina yang tersisa di wilayah ini harus menerima hidup di bawah kedaulatan Israel atau pindah ke tempat lain, seperti diulas Khaberni, Jumat (30/8/2024).
Al-Duwairi menilai operasi tersebut juga merupakan terjemahan literal dari apa yang diusulkan Komandan Distrik Militer Pusat tentara Israel, Avi Plaut, beberapa pekan lalu.
Saat itu, Plaut menyerukan manuver operasional di wilayah utara Tepi Barat, serupa dengan yang terjadi di Jalur Gaza.
Baca juga: Tepi Barat Jadi Gaza Part 2, IDF Ultimatum Warga Tulkarm untuk Pergi dalam 4 Jam, Mau Serbu RS Jenin
Namun pakar militer tersebut menunjukkan perbedaan kondisi di antara kedua wilayah tersebut, karena Gaza tidak mengalami kehadiran pendudukan Israel selama lebih dari dua dekade.
"Dan hal ini memungkinkan wilayah tersebut (Gaza) membangun basis perlawanan yang kuat," katanya.
Baca juga: Operasi Lembah Yordan Tewaskan Tentara Israel, Qassam: IDF akan Diburu Hingga ke Gang di Tepi Barat
Misi Israel di Tepi Barat
Dia menjelaskan kalau tentara pendudukan Israel memfokuskan operasinya di Tepi Barat pada 3 kamp Palestina, Jenin, Tulkarm, dan Tubas.
"Karena mereka (tiga kamp ini) adalah pusat kehadiran pejuang perlawanan Palestina," kata pakar tersebut menganalisis strategi Israel.
Tujuan IDF dalam operasi militer besar-besaran ini adalah penghancuran infrastruktur perlawanan, katanya.
"Selain itu ada aspek yang tidak diumumkan, yang merupakan implementasi rencana rahasia Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, untuk memperkuat kendali Israel atas wilayah Tepi Barat yang diduduki dan membatalkan segala upaya menjadi bagian dari negara Palestina," katanya.
Dari Jenin hingga Hebron Mendukung Milisi Perlawanan
Mengenai sejauh mana dukungan penduduk Palestina Tepi Barat terhadap milisi perlawanan, Al-Duwairi mengakui sulitnya melakukan survei untuk mengkonfirmasi hal ini, namun ia yakin bahwa lebih dari 80 persen penduduk Tepi Barat, mulai dari Jenin dan Tulkarm di utara hingga Hebron di selatan merupakan inkubator sosial yang kuat bagi perlawanan.
Al-Duwairi menunjukkan kalau faksi milisi perlawanan di Tepi Barat punya tantangan sangat berat.
"Pasukan pendudukan Israel adalah hambatan pertama bagi kerja perlawanan, diikuti oleh kendali Otoritas Palestina, yang memiliki lebih dari 75.000 polisi dan personel keamanan di seluruh Tepi Barat," katanya.
Baca juga: Hamas Tuduh Otoritas Palestina dan Fatah Bekerja Sama dengan Israel, Perang Saudara di Tepi Barat?
Mengenai perkembangan kemajuan operasi militer IDF di Jalur Gaza, Al-Duwairi mengatakan bahwa pendudukan mengumumkan masuknya operasi tahap ketiga di semua wilayah kecuali Rafah, yang masih dalam tahap pertama.