IDF Klaim Serangan ke Iran Sukses, Israel Kini Punya Kebebasan Operasional di Langit Iran
Militer Israel mengeluarkan pernyataan yang mencantumkan target-target yang diserangnya di Iran. IDF menyebut melumpuhkan jajaran rudal Iran
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Sementara itu, Organisasi Penerbangan Sipil Iran mengumumkan bahwa penerbangan di semua rute telah dibatalkan "sampai pemberitahuan lebih lanjut."
AS Mengaku Tidak Terlibat
AS mengatakan kalau Israel "melakukan serangan terarah terhadap target militer di Iran sebagai latihan membela diri dan sebagai respons terhadap serangan rudal balistik Iran terhadap Israel pada tanggal 1 Oktober."
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris telah diberi pengarahan tentang serangan tersebut.
"AS telah diberitahu sebelumnya dan tidak ada keterlibatan AS," menurut seorang pejabat pertahanan.
Secara terpisah, kantor berita Suriah Sana mengatakan ledakan juga terdengar di ibu kota Damaskus.
Belum ada informasi lebih lanjut yang diungkapkan.
Televisi pemerintah Israel, KAN, melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant berada di gedung Kementerian Pertahanan selama serangan tersebut.
Serangan Libatkan 100 Jet Tempur
Serangan tersebut setidaknya melibatkan 100 unit jet tempur pasukan Israel (IDF).
Pesawat jet itu harus menempuh jarak lebih dari 2.000 kilometer untuk menyerang Iran pada Sabtu (26/10/2024) dini hari.
Operasi tersebut difokuskan secara ketat pada target militer, menghindari fasilitas nuklir dan minyak untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih luas.
Menurut Israel. serangan berskala besar ini melibatkan lebih dari 100 pesawat, termasuk pesawat tempur siluman F-35 “Adir”, yang mencakup jarak sekitar 2.000 kilometer.
Menurut laporan asing, serangan difokuskan pada Teheran dan Karaj, dengan IDF menyatakan bahwa setiap gelombang menargetkan lokasi militer secara eksklusif, sehingga mengurangi risiko konflik lebih lanjut.
Operasi dengan skala seperti ini kemungkinan dimulai dengan gelombang awal yang menyerang radar dan sistem pertahanan udara, sehingga membuka jalan bagi serangan berikutnya terhadap pangkalan militer.
Sebelumnya, serangan terkoordinasi di Suriah menetralkan ancaman serupa, sehingga mencegah Iran membangun kesadaran situasional terhadap rencana Israel.