Pemimpin Eropa dan Rezim Kiev Gusar Jika Trump yang Terpilih
Para pemimpin Eropa dan terutama Ukraina gusar jika Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS. Kemenangan Trump bisa mengubah arah konflik di Ukraina.
Editor: Setya Krisna Sumarga
“Kita bisa menang besar atau kita bisa kehilangan segalanya. Namun, sekarang semua orang sudah kelelahan, dan beberapa orang bersedia membuat taruhan yang berisiko," katanya.
Tidak diragukan lagi, seperti rekan-rekan mereka di Eropa, yang sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan kepresidenan Trump, rezim Kiev akan merasa lega jika Harris menang.
Perempuan itu diharapkan lebih dapat diprediksi dan melanjutkan kebijakan Biden.
Dengan cara ini, hasil pemilihan presiden AS adalah masalah hidup dan mati bagi rezim Kiev karena perlambatan atau penghentian senjata hanya akan mempercepat kemajuan Rusia.
Dukungan militer Eropa sangat penting bagi Ukraina. Namun, itu tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan dukungan AS, yang jumlahnya lebih dari $64 miliar, melampaui bantuan militer yang diberikan oleh semua sekutu lainnya secara kolektif.
Tampaknya Eropa yakin Trump pasti akan memperlambat atau menghentikan bantuan militer ke Ukraina dan sedang mempersiapkan skema otonominya sendiri jika Partai Republik terpilih.
Bantuan Eropa tidak dapat menggantikan sedikit pun bantuan Amerika, yang hanya akan memperpanjang penderitaan rakyat Ukraina.
Dari Polandia Perdana Menteri Donald Tusk mengatakan era negara-negara Eropa yang menyerahkan keamanan mereka ke Amerika telah berakhir.
Donald Tusk menambahkan, itu tidak akan tergantung Pemilihan Presiden AS akan dimenangkan oleh Kamala Harris atau saingannya dari Partai Republik Donald Trump.
Tusk, yang menjabat sebagai Presiden Dewan Eropa dari 2014 hingga 2019, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah posting di platform X.
“Harris atau Trump? Beberapa orang mengklaim masa depan Eropa bergantung pada pemilihan Amerika, sementara itu pertama-tama dan terutama bergantung pada kita,” tulisnya.
Namun, UE menurut Tusk hanya akan dapat mengambil tindakan sendiri jika akhirnya tumbuh dan percaya pada kekuatannya sendiri.
“Apa pun hasilnya (dari pemilihan AS), era serah terima geopolitik telah berakhir bagi Eropa,” tegas Tusk.
Financial Times mengatakan dalam sebuah artikel pada Sabtu menulis, banyak orang Eropa tidak bisa tidur di malam hari karena prospek Donald Trump memenangkan pemilihan.