Surat Naim Qassem kepada Para Pejuang Hizbullah: Kalian Kebanggaan yang Mengguncang Fondasi Zionisme
Kata-kata pemimpin Hizbullah kepada para pejuang: Kalian adalah kebanggaan yang mengguncang fondasi Zionisme
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Kematian tersebut, terjadi setelah pejuang Hizbullah melakukan penyergapan terhadap Batalyon ke-51 Brigade Golani milik militer Israel di Lebanon barat daya.
"Pukul 10.00 pagi, pasukan Zionis memasuki sebuah gedung tempat para prajurit Hizbullah sudah menunggu," ungkap pernyataan Hizbullah.
"Begitu mereka masuk, empat pejuang Hizbullah dilaporkan muncul dari terowongan di dekatnya dan melepaskan tembakan."
"Pada saat yang sama, para pejuang perlawanan didukung oleh tembakan anti-tank dari segala arah."
Serangan balasan Hizbullah juga telah menghancurkan lebih dari 43 tank Merkava canggih milik Israel, delapan buldoser militer, serta sejumlah kendaraan lapis baja, pengangkut personel, dan kendaraan Hummer.
Hizbullah juga berhasil menembak jatuh lebih dari enam pesawat nirawak Hermes canggih milik Israel.
Siapa Naim Qassem?
Masih mengutip PressTV, sebelum menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem telah lama menjabat sebagai juru bicara Hizbullah.
Ia mewakili gerakan perlawanan rakyat di forum publik internasional dan dalam penampilan media.
Pengalamannya yang luas, pemahaman yang mendalam tentang ideologi kelompok tersebut, serta keterampilan komunikasi yang kuat menjadikannya sosok berpengaruh dalam gerakan perlawanan Islam dan tokoh kunci dalam menyampaikan pesan dan perspektif organisasi tersebut.
Alhasil, Qassem telah memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman publik tentang posisi dan tindakan Hizbullah, baik secara regional maupun internasional.
Naim Qassem lahir di Beirut pada tahun 1953.
Baca juga: Tentara Israel Mulai Invasi Darat Tahap Kedua di Lebanon Selatan, Hizbullah Punya Keunggulan
Ia berasal dari keluarga di Kfar Fila, Lebanon selatan.
Ia menempuh pendidikan di bidang agama dan sains.
Di bawah bimbingan ulama Islam terkemuka Ayatollah Mohammad Hussein Fadlallah, ia belajar teologi.