Faksi-faksi Suriah Dilatih AS Tunggu Peran Pasca-rezim Assad, Perlu Dialog dengan Pemerintah Baru
Seorang pejabat senior militer AS mengatakan bahwa perluasan peran AS di Suriah akan memerlukan dialog dengan pemerintahan Suriah yang baru.
Editor: Muhammad Barir
"Kami tidak ingin sekadar berkeliaran di Suriah," kata pejabat tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena ia tidak berwenang berbicara di depan umum.
"Akan lebih baik jika kita memahami apa yang mereka rasakan mengenai hal itu dan membuka diskusi tersebut dengan mereka sebelum kita melakukan apa pun."
Sambil menunggu diskusi tersebut, AS berencana untuk terus melancarkan serangan udara terhadap ISIS dan mendukung pasukan Suriah yang dilatih dan diberi nasihat, ungkapnya.
Masa depan keterlibatan AS juga bergantung pada keputusan kebijakan oleh pemerintahan Trump yang akan datang, tambah laporan itu.
Disebutkan bahwa pembubaran koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS, yang dipimpin oleh pemerintah Irak, akan digantikan oleh perjanjian bilateral.
Berdasarkan perjanjian saat ini, pasukan AS akan tetap berada di Irak yang dikuasai pemerintah federal hingga akhir tahun ini dan di wilayah Kurdistan Irak hingga akhir tahun 2026.
Sementara itu, kehadiran pasukan AS yang berkelanjutan di Suriah timur laut berfungsi untuk melindungi ladang minyak di wilayah tersebut.
Meskipun ISIS telah melemah secara signifikan sejak menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah pada tahun 2014, kelompok tersebut masih memiliki kehadiran di Suriah, termasuk di dekat kota bersejarah Palmyra, kampung halaman Anteri.
Saat perkembangan ini berlangsung, mantan kelompok oposisi seperti Anteri menunggu keputusan mengenai peran mereka dalam kerangka keamanan nasional yang sedang berkembang. Laporan NPR menyimpulkan.
SUMBER: AL MAYADEEN
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.