Penderita Diabetes Waspadai Hipoglikemia Saat Perjalanan Mudik
Untuk penderita diabetes (diabetesi), perjalanan mudik memicu terjadinya hipoglikemia. Jika tidak segera ditangani, hipoglikemia berbahaya.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Tentunya membahagiakan merayakan hari raya idul fitri bersama keluarga di kampung halaman. Mudik menjadi suatu keharusan. Tetapi, untuk penderita diabetes (diabetesi), perjalanan mudik memicu terjadinya hipoglikemia. Jika tidak segera ditangani, hipoglikemia dapat membahayakan kesehatan. Bahkan, menyebabkan kematian.
Bagaimana ini terjadi? Yuk simak tulisan Harrie Triyadi, seorang diabetesi yang berbagi ilmu dan pengalamannya memerangi penyakit ini. Karyawan salah satu bank swasta di Jakarta ini dengan upayanya mampu mempertahankan kadar gula darah di level normal sehingga tidak lagi perlu minum obat diabetes.
Dalam artikelnya yang dikirim Harrie ke redaksi Tribunnews.com, ia merujuk pada uraian Umesh Masharani dalam “Diabetes Mellitus and Hypoglycemia Current Medical Diagnosis and Treatment”, untuk menjelaskan arti hipoglikemia. Ini merupakan suatu keadaan saat kadar gula darah mendadak turun di bawah normal, yaitu kurang dari 60 mg/dL. Kondisi ini dialami terutama pada orang yang sudah lama mengidap diabetes. Kelompok usia lanjut juga perlu mendapat perhatian lebih.
Saat mudik lebaran, hipoglikemia biasanya disebabkan karena kurangnya asupan kalori (makanan) dan kelebihan aktivitas fisik. Terlambat atau tidak makan setelah konsumsi obat diabetes oral atau suntik insulin juga dapat memicu turunnya kadar gula darah secara drastis. Selain itu, hipoglikemia terjadi juga karena kebihan dosis obat diabetes oral atau suntikan insulin.
Gejala-gejala hipoglikemia sudah dapat diamati saat kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL. Yang perlu diwaspadai antara lain :
1. Lemas dan lapar.
2. Banyak berkeringat, tubuh gemetar, dan berdebar-debar.
3. Pusing dan tekanan darah menurun.
4. Gelisah, sulit berpikir, dan sulit bicara.
5. Kesadaran menurun, seperti orang ngantuk hingga tak sadar (koma).
6. Kejang-kejang.
Jika terjadi gejala-gejala tersebut di atas, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui kadar gula darah diabetesi. Pemeriksaan gula darah dapat menggunakan glukometer (alat untuk mengukur kadar gula darah). Karena itu, setiap anggota keluarga seharusnya tahu cara menggunakan glukometer.
Kemudian, berikan segera sumber karbohidrat yang cepat diserap oleh tubuh. Misalnya, dua sendok gula pasir yang dilarutkan ke dalam segelas air. Jangan terkecoh dengan makanan manis karena tidak semua makanan manis mengandung gula. Mungkin saja makanan tersebut hanya mengandung pemanis yang rendah nilai kalorinya.
Jangan memaksakan untuk memberikan minum jika diabetesi tidak sadar atau koma. Jika tersedak, cairan bisa masuk ke paru-paru. Dan dapat juga diberikan sumber karbohidrat lain, seperti roti manis, biskuit, atau kurma, setelah diabetesi sadar.
Selanjutnya, segera rujuk pasien ke klinik atau rumah sakit terdekat. Jangan ditunda-tunda. Dokter akan memastikan kondisi pasien dan memberikan tindakan medis yang diperlukan.