Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Riset YLKI Sebut Distribusi AMDK Picu Potensi Bahaya BPA, Apa yang Mesti Dibenahi?

Saat ini masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari kebiasaan mengonsumsi air minum dalam kemasan setiap harinya.

Penulis: Anniza Kemala
Editor: Bardjan
zoom-in Riset YLKI Sebut Distribusi AMDK Picu Potensi Bahaya BPA, Apa yang Mesti Dibenahi?
Shutterstock
Ilustrasi galon AMDK BPA Free 

“Ketika berbicara soal produk AMDK bukan serta merta pada proses produksi, namun juga proses distribusi sampai ke tangan konsumen. Kami melihat pada aspek ini masih secara kasat mata kendur, baik dari industri, asosiasi industri, pemerintah, maupun para pedagang, agen,” ujarnya.

Maka itu, YLKI melakukan survei di berbagai tempat penjualan AMDK seperti supermarket, warung, hingga agen di wilayah Jabodetabek.

Temuan YLKI mencatat, 61 persen proses pengangkutan air galon dilakukan dengan truk atau mobil terbuka yang tidak memenuhi syarat, sehingga galon air berpotensi tercemar BPA lewat paparan sinar matahari, hujan, atau debu untuk waktu yang lama.

AMDK yang terpapar sinar matahari berisiko memicu percampuran BPA pada galon guna ulang berbahan plastik keras polikarbonat. "Pengangkutan galon tidak boleh lagi terpapar sinar matahari, harus tertutup," tegas Tulus.

Lewat survei yang dilakukan selama Februari-Maret, ditemukan 45 persen AMDK yang dipajang di tempat masih berisiko terpapar sinar matahari.

Bahkan, 14% AMDK terpapar matahari langsung saat di tujuan seperti supermarket ataupun toko.

YLKI mendapati temuan, pemilik toko tak pernah mendapat pendidikan dari produsen dan asosiasi industri terkait cara penyimpanan galon yang benar.

BERITA REKOMENDASI

"Sayangnya edukasi dari industri atau asosiasi industri atau juga Badan POM masih kurang, minim sekali. Padahal industri ini punya tanggung jawab untuk mengedukasi mitranya untuk menjual produk tersebut secara benar. Dari pabrikannya sudah benar, sudah sesuai standar, tapi ketika didistribusikan ada risiko dan potensi pencemaran itu," ungkapnya.

Menurut Tulus, gambaran situasi ini membuktikan bahwa industri selama ini belumlah bekerja sesuai standar dan dapat membahayakan konsumen lewat risiko paparan BPA.

Pentingnya edukasi dan sosialisasi terkait bahaya BPA

Melihat situasi tersebut, Tulus mengatakan masyarakat sebagai konsumen juga perlu mengetahui pentingnya menyimpan AMDK dengan benar agar kualitas air minum yang dikonsumsi tetap terjaga.

“Untuk AMDK yang sudah terpapar sinar matahari dan ketika diminum hangat, baik yang dibeli di warung-warung, ataupun diletakkan di mobil yang panas, itu sebenarnya sudah tidak layak minum. Lebih baik dibuang,” jelasnya.


Masih dari hasil riset YLKI, ditemukan 71 persen responden yang terdiri dari konsumen atau masyarakat masih belum memiliki pengetahuan dan belum mengerti tentang bahaya BPA.

Sebanyak 40,1% responden mengaku sama sekali tidak mengetahui tentang zat BPA pada kemasan galon.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas