Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Oncology Center Mayapada Hospital Layani Deteksi Dini Kanker Paru hingga Terapi Lanjutan

Kanker paru menjadi penyebab sekitar 2.206.771 kasus baru kanker dan kematian akibat kanker nomor satu di dunia dan di Indonesia.

zoom-in Oncology Center Mayapada Hospital Layani Deteksi Dini Kanker Paru hingga Terapi Lanjutan
ISTIMEWA
Ilustrasi kanker paru, lakukan deteksi dini untuk cegah stadium lanjut. 

TRIBUNNEWS.COM - Tahukah Anda, kanker paru merupakan salah satu kanker yang sering terjadi di Indonesia? Melansir Kompas, kanker paru menjadi penyebab sekitar 2.206.771 kasus baru kanker dan kematian akibat kanker nomor satu di dunia dan di Indonesia. Selain itu, berdasarkan data Global Burden of Cancer Study 2020, kanker paru menjadi penyebab 8,8 persen atau 34.783 kasus baru di Indonesia.

Faktor risiko kanker paru yang terbanyak adalah merokok, termasuk bukan perokok yang sering menghirup asap rokok, alias perokok pasif.

Selain merokok, faktor risiko lainnya adalah riwayat keluarga dengan kanker paru, mutasi gen, tinggal atau bekerja di lingkungan yang tercemar zat kimia berbahaya, sering terpapar polusi udara, pernah menjalani radioterapi, hingga daya tahan tubuh yang menurun.

Kanker paru memiliki beberapa gejala, antara lain batuk lebih dari 3 minggu, batuk darah, penurunan berar badan drastis disertai dengan berkurangnya nafsu makan, nyeri dada dan tulang, hingga sesak napas.

Pentingnya deteksi dini kanker paru

Namun, penting untuk diingat, kanker paru stadium awal biasanya belum menunjukan gejala. Kabar buruknya, jika sudah bergejala, biasanya kanker sudah memasuki stadium lanjut. Dengan kata lain, tumor sudah cukup besar atau kanker telah menyebar ke jaringan dan organ sekitar.

Oleh karena itu, melakukan deteksi dini kanker paru sangat penting, terutama bagi Anda yang memiliki faktor risiko yang telah disebutkan. Deteksi dini kanker paru direkomendasikan untuk dilakukan mulai usia 40 tahun. Jika kanker terdeteksi sejak dini, maka tingkat keberhasilan terapi akan semakin tinggi.

Berita Rekomendasi

Deteksi dini kanker paru biasanya dilakukan dengan Low Dose CT Scan (LDCT). Penelitian membuktikan, deteksi dini kanker paru dengan LDCT terbukti menurunkan tingkat kematian akibat kanker paru pada perokok berat. Pemeriksaan LDTC dapat mendeteksi kanker paru bahkan pada stadium awal lebih unggul dari pemeriksaan rontgen paru.

Pemeriksaan LDCT memiliki berbagai keunggulan, antara lain, non invasif, tidak nyeri, dan waktunnya relatif cepat, yakni kurang dari 15 menit.

“Penelitian membuktikan bahwa deteksi dini kanker paru dilakukan dengan pemeriksaan non invasif yaitu pemeriksaan LDCT atau Low Dose CT Scan,” ungkap dr. R. Semuel W. Manangka, Sp.Rad, salah satu radiolog dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), dikutip dari rilisan pers yang diterima Tribunnews, Senin (18/4/2022).

Layanan deteksi dini hingga terapi lanjutan di Oncology Center Mayapada Hospital

Kini, Anda tak perlu bingung menemukan fasilitas kesehatan terbaik untuk melakukan deteksi dini kanker paru. Sebab, Mayapada Hospital memiliki Oncology Center yang menyediakan layanan untuk penanganan berbagai jenis kanker yang komprehensif.

Oncology Center Mayapada Hospital memberikan layanan penanganan kanker, mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan lanjutan seperti pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Yang tak kalah penting, penanganannya didukung oleh kolaborasi tim dokter dari berbagai spesialisasi serta fasilitas penunjang terkini.

Sebagai contoh, baru-baru ini Mayapada Hospital Surabaya menangani pasien kanker paru, seorang wanita usia 70 tahun tanpa riwayat merokok yang datang dengan keluhan batuk dan sesak napas yang tak kunjung mereda.

dr. Bambang Susilo Simon, SpP, FCCP, FAPSR, FISR yang menangani pasien segera melakukan pemeriksaan rontgen paru dan LDTC dengan kontras. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan tumor yang letaknya di paru sebelah kanan serta adanya efusi pleura kanan.

Selanjutnya, dilakukan evakuasi cairan pleura kanan dan tindakan bronkoskopi untuk melakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi) pada paru-paru. Dari hasil biopsi dan LDTC, diketahui diagnosis pasien adalah kanker paru jenis Non Small Cell Lung Cancer - Adenocarcinoma stadium 4.

Penanganan kanker paru termasuk adenocarcinoma tergantung pada stadium, lokasi kanker, dan kondisi pasien secara keseluruhan.

Pada pasien ini, terapi awal adalah kemoterapi untuk mencegah kian menyebarnya sel kanker sambil menunggu hasil pemeriksaan analisa genetik dari sel kanker paru, di mana nantinya jenis obat yang digunakan disesuaikan dengan hasil pemeriksaan tersebut.

Mayapada Hospital mempunyai tim dokter ahli Spesialis Bedah dan Paru Onkologi Konsultan berpengalaman yang berkolaborasi melalui tumor board agar penanganan dapat dilakukan secara komprehensif sesuai kondisi pasien.

Jika ditemukan kanker pada deteksi dini, dokter akan melakukan penanganan kanker paru secara lanjut, antara lain melalui kemoterapi, radioterapi, targeted therapy, imunoterapi, dan operasi termasuk minimal invasif. Tindakan pembedahan dengan kamar operasi tekanan negatif memberikan jaminan keamanan di tengah pandemi.

“Penggunaan berbagai modalitas diagnostik di bidang interventional pulmonology secara bersamaan akan meningkatkan kemampuan dalam mendiagnosis nodul paru yang letaknya perifer. Interventional bronchoscopy berperan penting dalam tatalaksana pasien kanker paru bahkan dapat memperbaiki keadaan umum pasien, sehingga kemoterapi maupun terapi radiasi lebih lanjut dapat diberikan secara terencana dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi,” ungkap dr. Eric Daniel Tenda, SpPD, FINASIM, DIC., Ph.D Intervensi Pulmonologi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Intervensi Pulmonologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

“Tujuan operasi adalah untuk mengangkat tumor, jaringan paru-paru di sekitarnya, dan kelenjar getah bening (kelenjar yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh) di daerah tersebut. Tindakan operasi saja mungkin cukup untuk menyembuhkan kanker paru-paru yang terdeteksi pada tahap awal,” ujar dr. med. Achmad Faisal, SpBTKV,FEACTS Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).

“Radioterapi yang dilengkapi dengan teknologi Active Breathing Coordination memungkinkan terapi radiasi yang lebih optimal pada organ bergerak yaitu paru-paru,” tulis dr. Ratnawati Soediro, SpOnk.Rad. Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

Jangan sampai terlambat mendeteksi penyakit serius. Yuk, lakukan deteksi kanker sedini mungkin! Semakin awal diketahui, keberhasilan pengobatan pun semakin tinggi. Selain itu, jangan ragu untuk melakukan tindakan apabila ada gejala yang dirasakan.

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kanker atau penyakit lainnya, lakukan konsultasi online dengan dokter-dokter terbaik melalui link ini. Anda juga berkesempatan mendapat voucher diskon medical check up.

Semoga sehat selalu!

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas