Akibatkan 133 Anak Meninggal, Ini Sebaran Kasus Gangguan Ginjal Akut di Sejumlah Daerah
Kasus gangguan ginjal akut yang menyerang anak usia 0-18 tahun meningkat secara signifikan. Sebarannya pun sampai 22 provinsi dalam 2 bulan ini.
Editor: Anita K Wardhani
Sulawesi Barat
Di Sulawesi Barat, Dinas Kesehatan Provinsi setempat belum menemukan kasus penyakit gagal ginjal akut, Tribun-Sulbar.com melaporkan.
"Belum ada kasus terjadi di Sulbar yang ditemukan soal penyakit ginjal akut kepada anak," ujar Kepala Bidang Bidang Yankes, farmasi dan SDMK Dinas Kesehatan Sulbar Erika saat ditemui di Hotel Marannu Jl H Andi Dai, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Mamuju, Sulbar, Kamis (20/10/2022).
Saat ini, pihaknya terus koordinasi dengan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Desa.
"Sekarang ini yang dilakukan penyelidikan epitomologi dan ada bidang tersendiri melakukan itu," ungkapnya.
Sumatera Utara
Di Kota Medan, 6 anak di meninggal dunia akibat terkena penyakit gagal ginjal akut dalam dua pekan terakhir.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution saat ditemui Tribun Medan usai menghadiri acara Dies Natalis USU yang ke 70, Kamis (20/10/2022).
Dijelaskan Bobby Nasution bahwa hingga Kamis, data yang diterima oleh Pemko Medan dari Dinas Kesehatan ada delapan orang anak yang sudah terpapar penyakit gagal ginjal akut.
"Dari laporan yang kami terima kemarin ada delapan kasus, enam diantaranya dinyatakan meninggal dunia," jelas Bobby Nasution.
Yogyakarta
Mengutip TribunJogja.com, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan atau Dinkes DIY, panyakit ginjal akut sudah terdeteksi sebanyak 13 kasus.
Lima pasien di antaranya meninggal dunia.
Dari 13 kasus yang ditemukan, 8 pasien berusia di bawah lima tahun dan sisanya berusia antara 5 hingga 13 tahun.
Sedangkan untuk kasus meninggal dunia terjadi pada pasien balita berusia di bawah lima tahun berjumlah empat orang dan sisanya satu pasien berusia 10 tahun.
Jambi
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mencatat ada tiga kasus penyakit Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) di Provinsi Jambi.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Ike Silviana pada Rabu, (19/10), dilansir TribunJambi.com.
Ike Silviana mengatakan penyakit yang belum diketahui penyebabnya ini, ditemukan di Provinsi Jambi dari Agustus 2022 lalu.
Kasus yang ditemui ini tersaring melalui rumah sakit yang ada di Provinsi Jambi.
"Ada satu kasus bulan Agustus waktu itu saya belum ada di P2P (Dinkes) ini, tetapi ada satu kasus yang dilaporkan IDAI yang kemudian terekap oleh Kemenkes itu di Sungai Penuh dan kondisinya membaik," kata dr. Ike.
Selanjutnya ditambahkannya kasus kedua terdapat di bulan September, yang dirujuk ke salah satu rumah sakit di Palembang yang kemudian kondisinya membaik.
dr. Ike kemudian mengungkap kasus ketiga yang terdapat di Provinsi Jambi, namun kondisi pasien tidak terselamatkan.
"Kasus ketiga ada di RS Raden Mattaher sekira dua minggu yang lalu dan kasusnya meninggal, jadi tiga kasus," ungkapnya.
Diketahui kasus pertama yang terdapat di Sungai Penuh merupakan anak berumur 2 tahun, kemudian kasus kedua berumur 1 tahun dan ketiga berumur 7 tahun.
Jawa Timur
Berdasarkan data Pemprov, sampai 20 Oktober, tercatat 23 kasus Gangguan Ginjal Akut yang ditemukan di Jawa Timur.
Dari jumlah itu tercatat 12 kasus meninggal, 8 kasus sembuh, dan yang tengah dirawat 3 kasus, Surya.co.id melaporkan.
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara mencatat kasus diduga gagal ginjal akut di RSUD dr.H. Jusuf SK, Tarakan, Kamis (20/10/2022), TribunKaltara.com melaporkan.
Kasus itu adalah kedua.
Kasus pertama sudah pernah ada juga sejak Rabu namun kasus pertama, baru sebatas dicurigai apakah GGA.
Kasus kedua ini dialami anak balita usia 2 tahun dengan berat 11 kg.
Sulawesi Tenggara
Dua kasus diduga gagal ginjal akut terdeteksi di Kota Kendari dan Baubau, Provinsi Sultra, Jumat (21/10/2022), mengutip TribunnewsSultra.com.
Kepala Dinas Kesehatan, Sulawesi Tenggara, dr Putu Agustin Kusumawati mengatakan pihaknya belum memastikan dua kasus tersebut karena gagal ginjal akut pada anak.
Karena pihaknya, sampai saat ini masih mengirim hasil pemeriksaan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
dr Putu Agustin Kusumawati mengukapkan dua anak yang dirawat karena gagal ginjal berasal dari Konawe dan dirujuk ke RSUD Bahtermas Sultra.
Sementara, satu pasien gagal ginjal pada anak dari Kabupaten Buton Selatan dirujuk ke RS Palagimata Kota Baubau.
Kepala Dinas Kesehatan Sultra ini membenarkan dua anak tersebut dirawat karena masalah kesehatan (ginjal).
Namun, dirinya belum menyebut dua anak ini dirawat karena gagal ginjal akut setelah mengonsumsi obat sirup.
Selain itu, dr Putu Agustin Kusumawati membenarkan satu anak yang dirawat RS Palagimata Baubau meninggal dunia.
"Tapi semua kasus ini kami masih menduga, dan menunggu hasil laboratorium dari Kementerian Kesehatan," ucap dr Putu Agustin Kusumawati.
Lampung
Di Bandar Lampung, bayi 11 bulan terkonfirmasi terkena gagal ginjal akut, Sabtu (22/10/2022).
Kini, pemeriksaan riwayat penggunaan obat-obatannya sedang dilakukan, Tribunbandarlampung.com melaporkan.
Kasus ini adalah kasus gagal ginjal pertama yang tercatat di Bandar Lampung.
Baru Kali Ini Terjadi Kasus Gagal Ginjal Anak yang Dikaitkan Keracunan Obat Baru
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril menyampaikan sebelumnya gagal ginjal merupakan penyakit sangat biasa yang nyaris setiap tahun terjadi.
Namun gagal ginjal yang diketahui pada umumnya terjadi akibat dari infeksi, dehidrasi ataupun pendarahan.
Namun gagal ginjal yang diakibatkan karena intoksikasi atau keracunan obat baru kali ini terjadi.
"Tapi gagal ginjal itu sebetulnya macam - macam, hampir tiap tahun ada. Tapi yang dikaitkan dengan intoksikasi obat yang saat ini angkanya cukup signifikan ini baru ini," kata Syahril dalam diskusi daring Polemik Trijaya 'Misteri Gagal Ginjal Akut', Sabtu (22/10/2022).
Sebelumnya hanya mungkin karena infeksi, dehidrasi, karena pendarahan, jadi tidak terlalu mendapat perhatian kita karena dianggap kasus yang sangat biasa," lanjutnya.
Kasus gagal ginjal pada anak kata Syahril, sebelumnya tak pernah ada kaitannya dengan keracunan atau intoksikasi obat.
"Sebelumnya tidak ada yang kaitannya dengan keracunan atau intoksikasi obat seperti saat ini," jelas dia.
(Tribunnews.com/Tiara Shelavie/Danang Triatmojo)