Kondisi Malnutrisi Pasien Kanker Berdampak pada Keberhasilan Proses Terapi
Saat terapi, pasien kanker seringkali alami penurunan nafsu makan, disertai mual, muntah, sariawan, rasa logam di mulut, diare, dan rasa tak nyaman.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data dari European Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ESPEN) menunjukkan bahwa 1 dari 5 pasien kanker meninggal akibat malnutrisi.
Untuk itu perlu ditekankan pentingnya pemenuhan nutrisi untuk membantu meningkatkan keberhasilan pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker termasuk bagi mereka yang berada di kondisi paliatif.
Baca juga: Kanker Payudara Harus Ditangani dengan Pengobatan Medis Bukan Herbal
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof DR Dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan, saat menjalankan terapi, pasien kanker seringkali mengalami penurunan nafsu makan, disertai rasa mual, muntah, sariawan, rasa logam di mulut, diare, dan rasa tidak nyaman lainnya.
"Kondisi ini mengurangi nafsu makan dan bahkan minum yang akhirnya dapat menyebabkan malnutrisi," kata Aru saat media briefing Fresenius Kabi bertema Hindari malnutrisi pada pasien kanker untuk membantu kesuksesan terapi dan meningkatkan kualitas hidup secara daring, Senin (24/10/2022).
Dikatakannya, kondisi malnutrisi tentu saja dapat berdampak pada keberhasilan terapi sehingga perlu upaya pencegahan malnutrisi pada pasien kanker dengan berbagai intervensi dan solusi.
"Termasuk melalui kolaborasi multi-disiplin tim onkologi dengan tim gizi klinis agar hasil terapi kanker pada pasien menjadi lebih optimal,” katanya.
Baca juga: Apa Itu Karsinogen? Zat Bahaya yang Terkandung di 16 Kosmetik Temuan BPOM, Dapat Sebabkan Kanker
Dalam diskusi yang sama, dokter spesialis gizi klinis, dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK mengatakan, pasien kanker membutuhkan nutrisi berbeda dengan orang yang sehat.
Pemenuhan nutrisi tersebut sangat penting untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat terapi.
Pemberian nutrisi yang optimal saat terapi adalah untuk memenuhi kebutuhan energi sebesar 25 – 30 kkal/kg BB/hari, dan kebutuhan protein sebesar 1.0 – 1.5 g/kg BB/hari2, serta EPA/ Eicosapentaenoic Acid (asam lemak omega 3) sebanyak 1-2 g per hari.
"Namun apabila pasien masih tidak dapat mengasup makanan sesuai kebutuhan hariannya atau sulit memenuhi kebutuhan EPA, protein, dan energi sesuai anjuran, maka suplementasi dengan ONS (oral nutritional supplement) atau disebut juga makanan cair bisa menjadi salah satu solusi lainnya,” katanya.
PIC Program Paliatif YKI Pusat, dr Siti Annisa Nuhoni Sp.K.F.R.Ger (K) mengatakan, kebutuhan nutrisi yang baik juga perlu dipenuhi pada pasien paliatif, sebab malnutrisi dapat mengurangi kemampuan bergerak dan menghambat kemampuan melakukan aktifitas fungsional dalam keseharian, sehingga mengganggu kualitas hidup.
"Dalam kondisi tersebut, intervensi nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu akan memberikan manfaat bagi pasien. Pada tahap ini, jika memungkinkan, perawatan nutrisi dengan makanan cair (ONS) dapat membantu gizi pasien dan memaksimalkan kualitas hidup pasien paliatif,” katanya.
Direktur PT Fresenius Kabi Indonesia, Herlina Harjono menyatakan, sejalan dengan misi Caring for Life, Fresenius Kabi berkomitmen untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia.
"Kami bersama dengan Yayasan Kanker Indonesia, kami memberikan edukasi mengenai pentingnya asupan nutrisi dan solusi untuk membantu mencegah dan mengatasi malnutrisi. Kami juga terus melakukan inovasi untuk menyediakan produk nutrisi berkualitas sesuai dengan rekomendasi," katanya.