Ingin Diabetes Tipe 2 Tetap Terkontrol, Tak Cukup Hanya dengan Obat
Orang dengan diabetes harus didiagnosis sedini mungkin untuk mencegah komplikasi dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seringkali diabetes dikaitkan dengan genetik. Padahal jika seseorang menghindari faktor penyebabnya, maka orang tersebut dapat terhindar dari diabetes.
Dikutip dari gooddoctor.co.id, ada beberapa faktor penyebab diabetes tipe yaitu, kelebihan berat badan, keturunan, pola makan tidak sehat (hindari beberapa makanan penyebab diabetes, seperti makanan karbohidrat tinggi, makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, manisan buah kering, minuman bersoda, dan minuman beralkohol).
Baca juga: Cegah Kematian, Kemenkes dan Novo Nordisk Luncurkan Fitur Monitoring Anak dengan Diabetes
Kemudian stres berlebihan, kurang tidur, kebiasaan merokok, perut buncit.
Orang dengan diabetes harus didiagnosis sedini mungkin untuk mencegah komplikasi dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kini prevalensi diabetes terus meningkat, saat pasien diabetes tidak melakukan kontrol secara teratur, maka diabetes mengakibatkan komplikasi akan membutuhkan biaya perawatan yang lebih besar, lebih kompleks, dan lebih lama yang pada akhirnya akan semakin membebani pembiayaan baik pribadi maupun BPJS Kesehatan.
Head of Medical PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Adhiatma Gunawan mengatakan, seseorang tidak langsung menjadi diabetes. Dimulai dari normal ke prediabetes menjadi diabetes.
Pada tahap prediabetes, sering kali seseorang tidak menyadari tanda-tanda yang sudah dirasakan. Padahal, apabila pada tahap ini orang itu sudah mendapat perawatan, pasien masih bisa disembuhkan.
Selain itu, faktor kunci keberhasilan pengelolaan diabetes adalah kepatuhan dalam pengobatan yang berkesinambungan.
Dengan mempermudah akses ke perawatan diabetes melalui aplikasi kesehatan digital Good Doctor, masyarakat dapat menyadari tanda-tanda diabetes yang mereka rasakan sejak dini dan bagi pasien diabetes mau melakukan kontrol berkala untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit akibat diabetes.
"Layanan telemedicine dapat menciptakan kualitas hidup yang optimal dengan biaya perawatan kesehatan yang efektif dan efisien," kata dia dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (15/11/2022).
Temuan yang diperoleh dari Studi Percontohan Pengelolaan Penyakit Kronis yang merupakan kolaborasi Good Doctor Technology Indonesia (Good Doctor) dengan Lembaga Penelitian Ikatan Dokter Indonesia menunjukkan, bahwa hanya melalui aplikasi kesehatan digital, pasien diabetes tetap bisa mendapat pantauan dokter tanpa harus pergi ke rumah sakit.
Layanan telemedicine efektif membantu pasien diabetes menurunkan kadar gula darah. Riset yang melibatkan sejumlah klinik BPJS Kesehatan di Bekasi, Bogor, dan Depok ini dilakukan dalam dua tahap, yakni tahap 1 (kualitatif) yang berlangsung pada Desember 2020 dan tahap 2 (kuantitatif) yang berlangsung tiga bulan dan dimulai Januari 2021.
Hasil penelitian fase 1 menunjukkan bahwa monitoring diabetes yang dilakukan melalui aplikasi Good Doctor mendapat respons positif dari responden. Platform tersebut berpotensi untuk mendukung pengamatan keadaan pasien diabetes, terutama self-care monitoring pada perkembangan kondisi kesehatannya.
Hasil penelitian fase 2 menunjukkan kelompok yang menggunakan aplikasi Good Doctor secara penuh mengalami penurunan kadar gula darah hingga akhir tiga bulan pemantauan. Sedangkan kelompok dengan intensitas keterlibatan tidak penuh, kondisi gula darahnya relatif tidak berubah.
Rata-rata kadar gula darah kelompok kontrol atau yang tidak menginstal aplikasi Good Doctor lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang menginstal aplikasi Good Doctor.
Selain itu, dalam aplikasi Good Doctor terdapat klinik khusus penyakit kronis apabila ingin melakukan telekonsultasi mengenai diabetes.