Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Apa Itu Infeksi Naegleria Fowleri, Si Amoeba Pemakan Otak yang Muncul di Korsel?

Ini terjadi setelah ia kembali ke negara itu pada 10 Desember lalu dari Thailand, tempat dirinya menghabiskan waktu empat bulan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Daryono
zoom-in Apa Itu Infeksi Naegleria Fowleri, Si Amoeba Pemakan Otak yang Muncul di Korsel?
CDC
Ilustrasi - amoeba pemakan otak 

Habitat yang disukainya, di mana ia menikmati tingkat reproduksi tertinggi, adalah lingkungan air hangat yang ditandai dengan suhu sekitar 115 derajat Fahrenheit atau sekitar 46,11 derajat Celcius.

Amoeba ini dapat ditemukan di danau, sungai, dan mata air panas geotermal.

Penyebab infeksi yang jarang namun seringkali fatal biasanya berupa pembuangan air hangat dari industri atau pembangkit listrik, kolam renang yang tidak dirawat dengan baik dan pemanas air.

Baca juga: Mengenal Kelompok Protista, Monera, dan Jamur: Contohnya Amoeba, Alga Biru, dan Jamur Tiram Putih

Organisme uniseluler juga dapat hidup di tanah yang lembab, namun Naegleria Fowleri tidak ditemukan di air asin seperti laut.

Ketika suhu air turun di bawah 77 derajat Fahrenheit atau 25 derajat Celcius, mikroorganisme cenderung tidak berkembang.

Pada suhu yang lebih dingin, amoeba biasanya jatuh ke keadaan tidak aktif.

Namun ia tidak mati, dan mampu bertahan hidup karena terkubur di sedimen badan air.

Berita Rekomendasi

Bagaimana Naegleria Fowleri Menginfeksi Orang?

Dalam kasus infeksi manusia, amoeba termofilik hidup bebas bergerak melalui mukosa hidung selama aktivitas air, terutama yang melibatkan penyelaman.

Ini juga dapat terjadi ketika orang membersihkan hidung atau mengairi sinus menggunakan air yang terkontaminasi.

Dengan demikian, amoeba dapat menjangkau cairan serebrospinal (CSF) dan otak.

Belum ada kasus infeksi yang didokumentasikan melalui mengkonsumsi air yang terkontaminasi.

Saat amoeba berjalan dari hidung ke otak dan sumsum tulang belakang, amoeba memakan sel darah merah (eritrosit) dan sel saraf.

Dengan demikian, hal itu menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan otak, memicu penyakit langka dan sangat parah yang disebut meningoensefalitis amoeba primer (PAM).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas