Sampah Plastik Ganggu Ketersediaan Air Bersih, Berdampak Serius pada Ibu Hamil dan Anak
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan sampah masih jadi masalah di dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun.
Permasalahan sampah yang belum selesai ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan hingga gangguan pada ibu hamil dan anak.
Hal ini diungkapkan oleh Yeyen Anggraeni, A.Md.K.L dari RSPI Sulianti Saroso.
"Kalau beberapa sumber kita bisa baca. Sampah Plastik dapat menyebabkan kerusakan organ, hepatitis bahkan bisa gangguan pada ibu hamil dan anak," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Rabu (7/6/2023).
Limbah Plastik sebenarnya punya banyak dampak.
Baik dampak dari lingkungan hingga kesehatan yang dapat berujung pada munculnya karsinogenik.
Karsinogenik adalah zat yang berpotensi menyebabkan kanker.
"Karena kantong plastik yang tidak terurai secara sempurna, itu bisa sangat mencemari lingkungan," urainya.
Ketika sampai plastik telah mencemari lingkungan, maka dapat mengganggu alur perjalanan makanan dan penggunaan air.
"Jadi nanti gangguan pada ibu hamil dan anak misalnya, sampah plastik yang belum terurai sempurna bisa menganggu ketersediaannya air bersih," tuturnya.
Selain itu juga mencemari ketersediaan bahan makanan dan akhirnya termakan oleh ibu dan anak.
"Dan ini bisa ganggu tumbuh kembang anak. Lainnya bisa kerusakan organ, hepatitis, hingga kanker karena bahan kimia yang terdapat dalam plastik," pungkasnya.