Tak Perlu Khawatir Ini Cara Menangani Konstipasi pada Anak, Kapan Harus ke Dokter?
Konstipasi memang tak hanya dialami oleh orang dewasa saja, anak-anak pun bisa mengalami konstipasi.
Penulis: Putri Pramestianggraini
Untuk mengatasi konstipasi, dokter akan menyarankan penggunaan pencahar dan perubahan gaya hidup dan juga pola makan pada anak.
Pengobatan konstipasi pada anak bisa saja berlangsung hingga beberapa bulan. Orangtua tidak perlu khawatir jika hasilnya tidak terlihat langsung.
Perlu diingat bahwa pengobatan pencahar bisa membuat kotoran anak menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.
Selama pengobatan, pastikan berkonsultasi rutin dengan dokter untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Pencegahan Konstipasi pada Anak
Sembelit yang dioalami anak merupakan penyakit yang merepotkan, maka dari itu ada baiknya dilakukan pencegahan sebelum terjadi, berikut cara yang bisa dilakukan:
- Ajak anak untuk rajin minum air putih atau ASI untuk bayi yang belum makan makanan padat.
- Beri anak variasi makanan termasuk banyak buah dan sayuran untuk memberikan serat yang baik pada anak Ajak anak untuk lebih aktif bergerak
- Biasakan anak duduk di pispot atau toilet secara teratur setelah makan atau sebelum tidur, lalu puji mereka ketika berhasil buang air besar di sana.
- Ajak anak mengistirahatkan kakinya secara mendatar di lantai atau pijakan saat menggunakan pispot atau toilet agar mereka berada dalam posisi yang baik untuk buang air besar
- Tanyakan pada anak apakah mereka merasa nyaman menggunakan pispot atau toilet karena beberapa anak tidak mau buang air besar dalam situasi tertentu
- Membuat anak tenang dan yakin, sehingga mereka tidak melihat pergi ke toilet sebagai situasi yang membuat mereka stres.
Kapan Harus ke Dokter?
Konstipasi yang dialami anak biasanya tak terlalu serius, tetapi juga bisa menjadi kronis yang menyebabkan komplikasi atau menandakan kondisi yang mendasarinya.
Segera bawa anak ke dokter jika konstipasi terus berlangsung lebih dari dua minggu disertai:
- Tidak nafsu makan
- Darah di tinja
- Demam Pembengkakan perut
- Bedat badan turun
- Nyeri saat BAB
- Muncul benjolan yang menonjol di anus ketika mengejan
(TribunHealth.com/PP)