Tantangan Membesarkan Anak Alergi Susu Sapi, Gangguan Pertumbuhan hingga Kekurangan Zat Besi
Orangtua harus tahu tantangan yang akan dihadapi jika anak alami alergi susu sapi untuk mengetahui cara mengantisipasinya.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Protein susu sapi jadi salah satu makanan penyebab alergi terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia.
Sedangkan kejadian alergi susu sapi pada anak di Indonesia sendiri ada sekitar 7,5 persen.
Nyatanya, Orangtua harus tahu tantangan yang akan dihadapi jika anak alami alergi susu sapi.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK..
Baca juga: Amankah Susu Soya sebagai Alternatif Bagi Anak yang Alergi Susu Sapi? Begini Kata Dokter
"Saya akan buka tantangan yang mungkin bisa dihadapi ketika menjumpai anak yang tidak cocok susu sapi," ungkapnya pada media briefing virtual, Jumat (23/9/2023).
Pertama, gangguan pertumbuhan. Susu sapi adalah bahan makanan sumber protein lemak dan juga berbagai vitamin dan mineral.
Maka ada risiko anak kekurangan nutrisi yang berakibat gangguan pertumbuhan dan mikronutrien.
Kedua, secara khusus ada juga kemungkinan adanya kekurangan zat besi.
Karena salah satu gejala dari alergi susu sapi ini adalah perdarahan dari saluran cerna.
Ketiga, anak bisa mengalami kekurangan mikronutrien karena memang adanya penghindaran makanan yang berlebihan.
Dalam hal ini adalah alergi susu, yang mana salah satunya adalah zat besi ini.
Keempat, kondisi tidak cocok susu sapi ini juga dikaitkan dengan profil mikrobilitas usus yang kurang baik.
Karenanya, anak bisa mengalami masalah pencernaan, misalnya diare.