Jadi Silent Killer, Perwatusi Ajak Masyarakat Waspadai Ancaman Osteoporosis Sejak Dini
Osteoporosis merupakan silent killer atau pembunuh senyap yang mematikan. Kondisi tulang yang rapuh akibat penurunan massa tulang dan perubahan tulang
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI dan Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) mengajak masyarakat mewaspadai risiko penyakit pengeroposan tulang atau osteoporosis karena penyakit ini bisa menjadi pemicu kematian.
Osteoporosis merupakan silent killer atau pembunuh senyap yang mematikan. Kondisi tulang yang rapuh akibat penurunan massa tulang dan perubahan struktur pada jaringan tulang ini kerap tidak bergejala.
"Dua dari lima masyagakat Indonesia terancam osteoporosis yang mengancam kesehatan tulang dan itu memicu biaya kesehatan yang melonjak," Nida Rohmawati MPh, Direktur Layanan Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI di acara peringatan Hari Osteoporosis Nasional 2023 yang diselenggarakan Perwatusi di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023.
"Hari ini diperingati sebagai hari osteoporosis. Kita berkewajiban mencegahnya karena ini jenis silent disease. Penyakit ini nggak bilang-bilang, tahu-tahu muncul tulang kita keropos begitu saja. Karena itu kita harus mencegahnya dengan 5 langkah agar tulang sehat," ungkapnya.
Lima langkah tersebut adalah, pertama, latihan fiisk berupa olahraga secara teratur 3 sampai dengan 5 kali seminggu. Olahraga ini bisa dilakukan melalui senam aerobik untuk penguatan otot dan keseimbangan minimal selama 30 menit.
Kedua, aktif mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung zat penguat tulang seperti terdapat kandungan kalsium, protein dan vitamin D.
"Berjemur juga membuat badan cukup mendapatkan vitamin D selain membikin tulang kuat," ungkapnya.
Langkah ketiga adalah hindari kebiasaan merolok dan mengkonsumsi alkohol.
Langkah keempat, hindari faktor individu seperti tinggi badan yang cenderung berkurang. Karena itu perlu mewaspadai penyusutan tulang.
"Penggunaan obat obatan menopause bisa mempengaruhi kondisi tulang kita. Maka itu harus olahraga," sarannya.
Kelima, konsisten menjaga berat badan. "Kalau berat badan kita terjaga terhindar dari osteoporisis," ujarnya.
Dokter Adeline Devita, Health Care Communicator Kalbe Nutritionals mengatakan, pencegahan osteoporosis harus dilakukan tidak hanya kepada lansia tapi perlu dimulai pada anak-anak remaja.
"Anak anak sekarang generasi gadget dan mager (malas gerak). Kita perlu mencegah remaja jompo karena sekarang semuanya serba mudah dan membuat anak jadi malas bergerak," ujar dr Adeline.