Masyarakat Indonesia Rentan Menderita Penyakit Kritis, Ini Faktor Pemicunya
Perkembangan globalisasi, urbanisasi dan perubahan lingkungan, telah memberikan perubahan dengan munculnya penyakit-penyakit infeksi baru.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan globalisasi, urbanisasi dan perubahan lingkungan, telah memberikan perubahan dengan munculnya penyakit-penyakit infeksi baru (new emerging infectious diseases).
Praktisi dan edukator kesehatan, Dr dr Vito A Damay SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FasCC mengungkapkan, penyakit ini dapat muncul secara tiba-tiba dan menyebar cepat di masyarakat.
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang luas dan memiliki beragam ekosistem serta perkotaan padat, telah menciptakan peluang interaksi antara manusia, hewan, dan vektor penyakit.
"Hal ini juga yang menjadikan kita memiliki kerentanaan tersendiri pada penyakit baru yang muncul," kata Vito A Damay di sela-sela peluncuran Multi-stage Critical Illness Protection atau MCI Pro oleh Generali Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
Baca juga: WHO: Kelaparan dan Penyakit Menular Meningkat, Sebabkan Risiko Tingginya Angka Kematian di Gaza
Faktanya, kata dia saat ini penyakit kritis seperti jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, hemofilia, thalassemia, leukemia, dan sirosis hati makin berkembang bahkan diduga masih banyak penyakit kritis yang belum teridentifikasi.
Belum lagi kekhawatiran emerging infectious disease (EIDs) yang berarti munculnya penyakit baru pada suatu populasi, atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat yang berpotensi menyebabkan kematian pada manusia dalam jumlah besar.
Di sisi lain, secara global, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikan permasalahan kesehatan mencapai 68.000 jenis dimana sebanyak 6.172 jenis merupakan penyakit langka.
Semua jenis penyakit baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular dari keseluruhan kategori penyakit oleh WHO tersebut, berisiko menjadi penyakit kritis bahkan pakar memperkirakan lima penyakit baru pada manusia muncul setiap tahun.
Edy Tuhirman, CEO Generali Indonesia mengungkapkan, risiko penyakit kritis semakin besar baik di masa kini maupun masa depan dan masih berpotensi munculnya berbagai penyakit misterius baru.
"Data terbaru mengungkapkan ada delapan penyakit yang paling menghabiskan biaya hingga puluhan triliun untuk 8 penyakit yang berkategori penyakit kritis yakni jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, hemofilia, thalassemia, leukemia, dan sirosis hati," katanya.
Fakta inilah yang perlu disadari bahwa perencanaan keuangan perlu disiapkan untuk mengantisipasi risiko finansial dari potensi penyakit yang menganggu sistem dan fungsi organ tubuh sehingga kami melalui MCI Pro hadir untuk melindungi keluarga Indonesia agar bisa lebih tangguh mempersiapkan masa depan.
"Produk asuransi tambahan ini jadi komitmen kami menjadi Lifetime Partner nasabah dalam rangka mewujudkan visi enable people to shape a safer and more sustainable future by caring for their lives and dreams," katanya.