Antisipasi Lonjakan Kasus, Perlu Edukasi Pencegahan DBD dan Chikungunya di Lingkungan Desa
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aeygepti
Penulis: Willem Jonata
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
DBD kini kembali merebak di berbagai wilayah di Indonesia. Pada 2 April 2024, hasil pantauan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menunjukkan kenaikan kasus DBD yang diprediksikan akan terus berlanjut hingga musim pancaroba.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, menilai kenaikan kasus DBD dalam beberapa waktu belakangan ini belum mencapai titik maksimal.
“Hasil pantauan kami, terus meningkat, tapi belum sampai titik maksimal. Tampaknya, potensi kenaikan masih akan terjadi, mungkin sampai musim pancaroba mendatang,” kata Maxi di Jakarta belum lama ini.
Pada 26 Maret 2024 kasus DBD di Indonesia dilaporkan mencapai 53.131 kasus. Sementara itu, kasus kematian akibat DBD dilaporkan mencapai 404 orang. Kasus DBD kembali mengalami peningkatan pada pekan berikutnya sebanyak 60.296 kasus dengan angka kematian sebanyak 455 kasus.
Melihat fakta ini, sejumlah langkah dilakukan oleh sejumlah pihak termasuk pelaku usaha menekan angka kasus demam berdarah.
Salah satunya melalui program Desa Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas Gerak yang merupakan inisiatif dari Enesis Group yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang upaya pencegahan DBD dan Chikungunya secara langsung kepada masyarakat di tingkat terendah, yaitu desa dan keluarga.
Program ini akan berlangsung mulai tanggal 4 hingga 28 Juni 2024 di kecamatan Puger dan Balung, Kabupaten Jember dan akan menjangkau lebih dari 15.000 warga.
Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr Hendro Soelistijono bersyukur Enesis Group telah memberikan pendidikan kepada kader jumantik dengan harapan agar mereka mampu memantau perkembangan jentik di sekelilingnya sehingga kita akan tahu angka bebas jentik.
“Prinsipnya adalah bagaimana kita menghentikan siklus nyamuk.
Siklus nyamuk itu bisa dihentikan ketika kontak langsung dengan manusia berhenti, dengan melakukan 3M Plus dan mengoleskan lotion anti nyamuk diharapkan bisa memutus rantai perkembangan nyamuk.” ucap Kadinkes Jember.
Dikatakannya, apabila ada keluhan demam disertai ngilu persendian disertai lemas, sebaiknya segera berobat, karena ini hanya virus, cukup ditingkatkan daya tahan tubuhnya, Insya Allah bisa meredam gejala-gejala berkelanjutan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir.
"Di daerah tepi pantai ini memang banyak kasusnya karena memang kita tahu, tempat-tempat populasi nyamuk berkembang biak lumayan banyak karena ada genangan air sehingga kita tempatkan di Puger dan Balung dengan harapan bisa menekan angka kasus DBD,” katanya