Sosok Prof Nicolaas, Ahli Ortopedi yang Teliti Penggunaan AI pada Operasi Lutut
Ia menjadi orang ke-12 di seluruh dunia yang telah mendapatkan kehormatan untuk membawakan Michael Freeman Honorary Lecture.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Sosok Prof Nicolaas, Ahli Ortopedi yang Teliti Penggunaan AI pada Operasi Lutut
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Prof. (HCUA) Nicolaas C. Budhiparama, MD, PhD (LUMC, NL), PhD (UGM, ID), Sp.OT (K), FICS – menyoroti manfaat dari kolaborasi antara manusia dan teknologi.
Berkat penelitian yang dilakukannya, ia diganjar penghargaan pada ajang “25th EFORT (The European Federation of National Associations of Orthopaedics and Traumatology) Congress”, di Hamburg, Jerman, pada 22 - 24 Mei 2024.
Penghargaan ini diberikan kepada individu yang telah memberikan kontribusi transformasional di bidang Traumatologi dan Ortopedi di tingkat global.
Ia menjadi orang ke-12 di seluruh dunia yang telah mendapatkan kehormatan untuk membawakan Michael Freeman Honorary Lecture.
Pada kesempatan itu, Prof. Nicolaas memberikan keynote lecture bertajuk “The Future of Knee Arthroplasty is Here: How Asia Pacific is Embracing New Technologies”.
“Kolaborasi antara kami sebagai dokter bedah dengan sistem Robotic, terutama dalam prosedur implan lutut, tentunya menambah akurasi dan dinamika operasi serta mempercepat proses penyembuhan dan memastikan hasil dengan akurasi yang terbaik untuk pasien," tutur dia saat ditemui di RS Medistra Jakarta, Selasa (9/7/2024).
Presentasi tersebut menyoroti bagaimana penerimaan teknologi baru mulai dari ArtificiaI Intelligence (AI) hingga Robotic surgery di bidang bedah artroplasti lutut di kawasan Asia Pasifik, yang mencerminkan komitmen terhadap inovasi dan peningkatan hasil pasien.
"Saat ini jumlah tindakan artroplasti lutut di Asia Pasifik merupakan yang terbanyak. Orang Indonesia suka takut operasi, pasien menunggu sampai akhirnya tidak bisa jalan, jadi (penyembuhan) jauh lebih susah. Dia takut karena dapat informasi tidak benar,” kata Guru Besar Kehormatan Bidang Kedokteran Universitas Airlangga ini.
Ia mengatakan perkembangan teknologi operasi lutut kini jauh lebih canggih diantaranya pasien tidak merasakan rasa sakit yang lama.
"Pasca operasi, pasien dapat menikmati hasil yang nyaman dan alami, sementara proses operasi menjadi lebih dinamis dengan memungkinkan pasien lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri sebelum menjalani prosedur operasi," jelas dia.
Sebelumnya, pada Februari 2024, Prof. Nicolaas juga diundang untuk mengajar pada The 10th Advanced Course on Knee Surgery.
Pecahkan Rekor Muri, Sabet Habibie Prize
Di dalam negeri, pada Agustus 2020, ia memecahkan rekor MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia) dalam bidang Kesehatan dan Olahraga atas Rekor Insan Indonesia yang menjabat presiden di tiga organisasi ortopedi dunia dalam kurun waktu bersamaan.
Ia juga pernah menerima penghargaan Habibie Prize 2021.
Keputusannya menjadi dokter juga didorong oleh pesan sang ayah, yang menyampaikan bahwa pekerjaan yang paling mulia adalah dokter, karena dapat banyak membantu orang kesusahan atau kesulitan yang tengah berada dalam keadaan sakit.
Oleh karena itu, Prof. Nicolaas mendirikan Nicolaas Institute of Constructive Orthopaedic, Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine.
Kini dirinya, menjabat Wakil Ketua Medical Advisor Board Pertamina Bina Medika IHC. Saat ini, ia tercatat praktik di Rumah Sakit Medistra, RS Pantai Indah Kapuk, dan RS Tzu Chi Jakarta.