Kombinasi Pohon Alpukat dan Aren Mampu Serap Emisi Karbon yang Cukup Besar
Pohon alpukat mampu menyerap 37.37 kgCO2e sementara pohon aren menyerap 140.27 kgCO2e dalam masa hidup 8 tahun
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak hanya memberikan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat setempat, kombinasi antara pohon alpukat dan pohon aren mampu menyerap emisi karbon dengan baik.
Arfan Arlanda, CEO Jejakin, platform yang membantu mengatasi beberapa masalah lingkungan dan membantu dunia usaha memahami jejak karbon mengatakan, kedua pohon ini memiliki kemampuan menyerap emisi yang cukup besar.
"Pohon alpukat mampu menyerap 37.37 kgCO2e sementara pohon aren menyerap 140.27 kgCO2e dalam masa hidup 8 tahun," kata Arfan di sela-sela peluncuran Livin’ Planet belum lama ini.
Baca juga: Sederet Makanan untuk Memperlancar ASI atau ASI Booster, Termasuk Alpukat hingga Almond
Diketahui pemerintah Indonesia telah menetapkan komitmen melalui Nationally Determined Contribution (NDC), dengan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen tanpa syarat (dengan usaha sendiri) dan 41?rsyarat (dengan dukungan internasional yang memadai) pada tahun 2030.
Pada tahun 2022, target penurunan emisi tersebut direvisi sebagaimana tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) yakni dinaikkan menjadi 31,89% tanpa syarat dan 43,20?rsyarat dan diharapkan Indonesia akan mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Di sisi lain, kata Arfan kedua pohon bisa memberikan keuntungan ekonomi karena pohon alpukat memiliki nilai komersial tinggi dan pohon aren menyediakan bahan baku yang dapat menghasilkan gula aren.
Keuntungan inilah yang mendasari kerjasama Jejakin dan Bank Mandiri dalam program sustainability (keberlanjutan) dan upaya pengurangan emisi karbon melakukan penanam pohon di Desa Sidodadi, Jember, Jawa Timur. 3.000 pohon.
"Inisiatif program penanaman pohon di Desa Sidodadi ini diharapkan tidak hanya membantu penghijauan kawasan namun juga memperkuat kontribusi terhadap lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim serta mendukung keberlanjutan ekosistem," kata Arfan.
Alexandra Askandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, fitur Livin' Planet ini diharapkan dapat menjadi solusi praktis bagi nasabah untuk berkontribusi langsung terhadap pelestarian lingkungan.
"Fitur ini akan memudahkan nasabah dalam menghitung jejak karbon dari aktivitas sehari-hari, seperti penggunaan listrik, transportasi, dan kegiatan lainnya," katanya.
Bahkan, fitur ini memungkinkan pengguna untuk memahami dampak lingkungan yang dihasilkan dari aktivitas mereka, serta menawarkan solusi nyata untuk menyeimbangkan emisi karbon pribadi.